Kita tentu setuju bahwa makin banyak penduduk pada usia kerja yang tinggal dalam keluarga besar, maka makin cepat virus menyebar pada seluruh keluarga itu, dan juga pada keluarga-keluarga yang melakukan kontak dengan orang positif terinfeksi virus corona. Ini dapat dipahami bahwa penduduk usia kerja memiliki mobilitas yang tinggi, akibatnya kemungkinan terpapar virus corona semakin besar dibandingkan mereka yang tetap tinggal di rumah.
Jerman yang penduduknya umumnya adalah keluarga kecil tidak mengalami kesulitan dalam menjaga jarak fisik baik di ruang publik maupun dalan keluarga kecil mereka. Berbeda dengan Italia dan Spanyol, sebuah keluarga sering terdiri dari beberapa generasi yang masih tinggal dalam satu rumah, struktur masyarakat seperti di Italia dan Spanyol  juga ada di Indonesia.
Kunci sukses yang ketiga adalah penduduk Jerman jarang berkumpul sedangkan penduduk di Italia dan Spanyol gemar berkumpul serta menghabiskan waktu bersama-sama dalam kelompok besar. Masyarakat Indonesia harus waspada, karena kegemaran masyarakat Italia dan Spanyol untuk berkumpul juga menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Bahkan mungkin kegemaran berkumpul itu menjadi budaya yang melekat pada setiap suku yang ada di Indonesia.
Kunci sukses keempat Jerman adalah dalam hal kesiapan pemerintah Jerman menghadapi penyebaran virus corona dibandingkan negara-negara Eropa. Kesiapan pemerintah Jerman terlihat dari cepatan pemerintah Jerman melakukan deteksi dini terhadap warganya yang terpapar corona. Kesiapan pemerintah jerman menghadapi corona dengan kecepatan deteksi dininya memungkinkan pemerintah Jerman memiliki waktu yang cukup untuk merumuskan kebijakan yang tepat dengan dukungan data yang cukup, yang didapatkan melalui banyaknya diagnosis laboratorium terkait Covid-19 dibandingkan negara-negara Eropa lain yang tampak tidak siap membendung wabah corona.Â
Kunci sukses kelima adalah pemerintah jerman mempunyai fasilitas pelayanan yang memadai untuk korban corona. Sebelum menghadapi serbuan pasien covid-19, pemerintah Jerman telah mempersiapkan kapasitas laboratorium dan perawatan intensif pasien corona yang baik. Itulah sebabnya kita tidak mendengar tenaga medis di Jerman kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) ketika menangani pasien positif terinfeksi virus corona.
Kesiapan Jerman menghadapi corona sejatinya juga terjadi di Asia. Itulah sebabnyapada beberapa negara Asia korban meninggal juga relatif rendah dibandingkan di Spanyol dan Italia, demikian juga yang terjadi di Amerika. Negara yang saat ini menjadi negara dengan orang terinfeksi corona terbanyak di dunia. Indonesia perlu belajar dari Jerman agar untuk menekan tingkat kematian korban positif terinfeksi corona.
Negara-negara di Asia seperti juga Indonesia, sebenarnya memiliki keuntungan dibandingkan negara-negara Eropa, beberapa negara di Asia sudah belajar dari epidemi SARS tahun 2003 sehingga beberapa negara-negara Asia itu sudah memiliki infrastruktur dan prosedur kesehatan yang berfungsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H