Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Temukan Strategi Menyerang Lawan Covid-19, Jangan Pasrah Bertahan

25 Maret 2020   10:13 Diperbarui: 25 Maret 2020   10:38 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Indonesia perlu memperhatikan perubahan prediksi model penyebaran virus corona  yang awalnya dalam salah satu artikel yang dimuat di situs resmi ITB pada Rabu (18/3/2020) mengalami puncaknya pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600, telah mengalami perubahan proyeksi.

Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), berbeda dengan proyeksi awal memprediksi, penyebaran Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncak pada minggu kedua atau ketiga April dan berakhir akhir Mei atau awal Juni. Prediksi itu berdasar hasil simulasi dan pemodelan sederhana prediksi penyebaran Covid-19 yang dilakukan Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.

Terkait dengan perubahan prediksi model penyebaran virus corona di Indonesia Dr. Nuning Nuraini, salah satu tim peneliti yang melakukan simulasi, menjelaskan bahwa saat dia menuliskan prediksi awal didasarkan pada data update per tanggal 14 Maret 2020. Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan (lihat Kompas.com, Senin, 23/3/2020). 

Lebih lanjut Nuning menjelaskan, Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain. Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive, dan Indonesia masih belum melakukan penanganan secara massiv. Jadi wajar jika terjadi perubahan prediksi model penyebaran virus corona. Dan yang lebih penting lagi, masyarakat Indonesia perlu menerapkan social distancing secara ketat, jika tidak bukan mustahil penyebaran virus corona melebih apa yang telah diprediksi.

Kita tidak boleh menganggap enteng penyebaran virus corona dan dampak yang diakibatkan. Korban meninggal akibat corona di negeri ini terus bertambah. Kita paham mengapa DPR sebagai wakil rakyat dan rentan tertular virus corona seakan menuntut hak khusus, yang kemudian menjadi polemik ditengah masyarakat. Singkatnya, tak ada jalan pintas, kita mesti bekerja bersama memerangi corona serta memikirkan strategi menyerang untuk mengakhiri ancaman corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun