Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Kebijakan Pembatasan Transportasi di Jakarta, Elitis, Minim Sosialisasi

17 Maret 2020   09:03 Diperbarui: 17 Maret 2020   09:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Publik sempat terperangah menyaksikan gebrakan Anies meliburkan sekolah-sekolah di Jakarta. Apalagi kebijakan itu diikuti oleh banyak daerah di Indonesia. 

Presiden Jokowi juga memberikan himbauan yang pendeknya mendukung gebrakan Anies menjaga Jakarta dari serangan Covid-19. Tapi, kenapa tiba-tiba Gubernur Jakarta itu mengambil tindakan yang justru mengubur popularitasnya yang sempat melangit?

Kebijakan pembatasan transportasi Anies masih menyisakan kerisauan masyarakat yang terdampak hingga kini, bahkan meskipun kebijakan pembatasan transportasi publik itu sudah diperbaharui, publik yang ikut mengular menanti kedatangan bus Transjakarta masih merasa cemas, jangan-jangan mereka tertular Corona ketika berada dikerumunan menanti datangnya bus Transjakarta.

Saya juga heran, sebagai seorang pakar politik, Anies harusnya paham, sebuah kebijakan publik harus diputuskan dengan kehati-hatian.  Data-data akurat yang dibutuhkan harus tersedia, dan yang lebih penting lagi adalah keterlibatan semua pemangku kepentingan.  Setelah itu sosialisasi kebijakan yang akan berdampak bagi banyak orang pengguna transportasi publik itu dilakukan secara efektif. 

Pembatasan transportasi publik meski dalam masa genting sekalipun harus dilakukan secara hati-hati. Mengularnya calon penumpang bus Transjakarta justru bertolak belakang dengan kebijkan Anies Baswedam sebelumnya, yakni menghindari kerumunan untuk waktu sementara ini.

Kita bisa mengatakan kebijakan pembatasan transportasi publik Anies yang bertentangan dengan himbauannya untuk masyarakat Jakarta untuk sementara waktu menjauhi pertemuan-pertemuan umum adalah kebijakan elite yang dilandasi pemahaman bahwa elite yang paling tahu segalanya. Elite memang berhak membuat kebijakan, tapi kebijakan itu sejatinya untuk melayani publik, bukan mempertontonkan kepiawaian seorang pejabat publik. 

Kebijakan pembatasan transportasi publik adalah untuk publik, sejatinya Anies tidak boleh merasa paling tahu kebutuhan rakyat Jakarta. Apa salahnya Anies mendengar para pemangku kepentingan yang menjadi target sasaran kebijakan yang diambilnya. Pada konteks ini saya melihat Pak Gubernur sebaiknya banyak mengunjungi kondisi layanan transportasi publik di Jakarta.

Masyarakat yang kerap menggunakan transportasi publik tahu, tanpa pembatasan transportasi publik, mereka sudah biasa antri sampai mengular untuk mendapatkan bus yang akan mengantar mereka ketempat tujuan. 

Apalagi dengan pembatasan trasnportasi publik, maka tidak heran jika kerumunan-kerumunan massa  yang mengular ketika menanti bus Transjakarta melontarkan umpatan atau gerutuan kekesalan mereka. jangan marah Pak Gubernur, mereka hanya sedang menantikan tindakan cerdas pask Gubernur.

Kita berharap, semua pemimpin dinegeri ini dapat bekerjasama seirama untuk memerangin Covid-19. Kebijakan Elite pembatasan transportasi ala Anies Baswedan yang telah dihentikan hari ini menyadarkan kita semua, bahwa hanya dengan bekerjasma, mau mendengar satu dengan yang lain, kita dapat memanfaatkan persatuan itu untuk menghadirkan kebijakan unggul memutus rantai penyebaran Virus Corona , dan kemudian menyembuhkan semua pasien yang terinfeksi Virus Corona. tetap semangat Pak Gubernur Jakarta.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun