Jika kamu seorang penulis digital maka kamu harus mengetahui dan memahami prinsip penulisan W3C serta gaya penulisannya.
Menulis di web atau menulis digital memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan menulis di media konvensional, misalnya koran dan majalah.
Meskipun kelihatannya mudah, namun menjaga kualitas tulisan merupakan suatu hal wajib yang harus dilakukan oleh seorang penulis digital.  Hal ini bertujuan agar kredibilitas tulisan tetap terjaga. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui  prinsip W3C dalam menulis di web.
World Wibe Web Consortium (W3C)
Dalam buku Writing A Manual for The Digital Age terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan prinsip W3C, antara lain:
- Penggunaan judul yang menarik dan informatif agar pembaca dapat mengerti isi dari tulisan tanpa harus membaca isi tulisan terlebih dahulu. Penulis juga harus menyertakan link atau tautan yang relevan dengan isi tulisan dengan menggunakan fitur hyperlink.Â
- Tulisakan topik utama tulisan pada awal paragraf. Hal ini betujuan untuk mempermudah pembaca dalam menemukan informasi yang dicari secara cepat dan tepat.
- Dalam setiap paragraf, sebaiknya difokuskan pada satu topik yang sama.
- Menghindari penggunaan kata-kata slang atau bahasa gaul dan kata-kata yang kurang familiar atau yang hanya dimengerti oleh sebagian atau sekelompok orang saja.
- Penulis diharapkan menggunakan kalimat aktif dan mengurangi penggunaan kalimat pasif agar tulisan menjadi lebih hidup atau terkesan nyata.
- Menghindari struktur penulisan yang kompleks dan panjang karena hal ini dapat menyebabkan pembaca bosan dan tidak mendapatkan pesan yang terkandung dalam tulisan.
Gaya penulisan juga bisa mengikuti dan tergantung pada tujuan menulis, sifat konten, serta motivasi pembaca dalam membaca dan menanggapi tulisan.
Izin Hak CiptaÂ
Ketika menulis di website, penulis harus memperhatikan izin hak cipta terkait konten yang dimuat atau dibahas dalam artikelnya.
Konten Tekstual
Penulis harus menuliskan sumber informasi serta menyertakan pengutipan.
Konten Visual
Ketika menggunakan gambar atau konten visual dalam tulisan, maka wajib menyertakan sumber terutama ketika menggunakan banyak gambar agar dapat diidentifikasi.
Jenis-jenis gambar yang harus menyertakan izin hak cipta yaitu foto yang diambil oleh seseorang kecuali bebas hak cipta atau yang sudah tersedia atau memang milik pribadi, ilustrasi yang digambar oleh seseorang serta logo perusahaan.
Ketika menggunakan clip art yang digambar oleh seseorang, penulis harus memastikan terkait pemberitahuan hak cipta karena biasanya tertulis dalam situs tempat clip art berada.
Apabila gambar yang digunakan diambil dari screenshot film atau acara televisi atau screenshot dari website untuk keperluan ilustrasi dan informasi biasanya tidak memerlukan izin hak cipta.
Konten Musik dan Audio
Jika penulis ingin menggunakan konten musik atau audio dari web, maka harus dipastikan bahwa sumber yang penggunaanya tidak dibatasi oleh lisensi. Namun, jika ingin menggunakan musik atau audio yang sudah ada, penulis harus mendapatkan izin dari pemegang hak cipta.
Konten Adaptasi atau Modifikasi
Konten parodi atau konten yang berasal dari adaptasi dan modifikasi, hak cipta konten serupa dapat disesuaikan, setelah itu konten dapat dimodifikasi atau diadaptasi.
Semoga bermanfaat! Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H