Mohon tunggu...
Granito Ibrahim
Granito Ibrahim Mohon Tunggu... Desainer Grafis -

Fotografer jalanan dan penulis fiksi yang moody.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kota Kenangan dan Pengembara Visual

6 Juni 2017   09:55 Diperbarui: 6 Juni 2017   17:00 2461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hai, cantik,” sapa si lelaki.

“Aha, datang juga kau rupanya,” balas perempuan model.

Ketika jarak mereka tinggal selangkah, betapa terkejutnya si lelaki melihat wajah si model yang dipenuhi kerut sana-sini. Gincu yang tebal dan tubuhnya mendadak 20kg lebih gemuk dari perkiraannya. Perempuan itu berubah menjadi seorang nenek yang genit, atau terlampau ramah, atau gila, barangkali.

“Oh, maaf.”

“Maaf kenapa?”

“Sepertinya aku salah orang.”

“Ah, kau kah fotografer itu? Bertahun-tahun aku menunggumu. Kapan pemotretan kita mulai? Aku sudah siap, aku sudah siap.”

“Sekali lagi maaf Nek, aku tadi mencari gadis muda, umurnya sekitar 20’an. Dia model yang kucari-cari selama ini. Apakah kau lihat dia pergi, atau menyeberang jalan?”

Si lelaki menyapu tatapannya ke segala penjuru, ke keriuhan teras kafe, siapa tahu gadis model beranjak saat dia mencari-cari kameranya yang hilang. Juga ke ujung jalan, ke jendela kafe yang lain. Begitu cepat gadis itu lenyap.

“Oh, ganteng, tidak ada perempuan muda sejak tadi, bahkan sejak bertahun-tahun yang lalu duduk di sini. Aku lah satu-satunya mahluk yang setia di atas bangku ini. Dan, kelihatannya kau kecewa. Ketajaman matamu, seperti juga mataku, telah drastis berkurang. Usia telah menggerusnya. Duduk lah, barangkali kita bisa bertukar cerita tentang masa muda yang indah.”

Malam semakin malam, meluruhkan sejumlah harapan, melipat kenangan. Lelaki itu mematung seperti boneka salju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun