Assalamualaikum teman-teman tidak terasa jika kita sudah memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan tahun ini.
Rasa syukur sangat terucap ketika sudah memasuki malam ganjil dan malam Lailatul Qadar. Alhamdulillah aku ditempa sejak kecil bersama mamah papah, untuk menjadi anak masjid. Mengajak untuk ramah di masjid, dan sampai dewasa ini rasanya jika tidak pergi ke masjid di malam Lailatul Qadar dan berlama-lama di dalamnya serta mengepolkan ibadah, serasa bersalah di dalam hati ini.
Alhamdulillah di malam Lailatul Qadar tahun ini, aku bertekad kuat dalam hati untuk bisa pol di masjid. Mulai dari membaca Alquran, berdzikir, solat sunah seperti solat hajat dan solat malam.
Setelah dua tahun kemarin saat Ramadan di masa pandemi dan sulit untuk berdiam diri di malam Lailatul Qadar, rasanya kurang pas diri ini jika tidak bertandang ke masjid.
Kegiatan Lailatul Qadar ini Masya Allah hebatnya. Dalam diri ini langsung terasa begitu besar untuk menumpahkan segala rasa galau sebagai manusia, benar-benar seperti mengadu kepada Allah.
Menyadari bahwa apalah diri ini di hadapan Allah. Sehingga aku menyebut malam Lailatul Qadar ini sebagai malam yang penuh rasa haru, tak jarang aku menangis dan alhamdulilah aku merasa terus ingin berlama-lama di masjid sampai waktu solat subuh tiba.
Ditambah tahun ini, aku sepertinya akan banyak tinggal di rumah mertua yang kebetulan sekali, qadarullah rumahnya dekat dengan masjid. Beliau pernah bercerita bahwa sejak tinggal dekat masjid seperti ini, rasanya seperti di Madinah.
Setiap harinya seperti menunggu waktu solat. Mulai dari solat subuh hingga solat isya. Alhamdulillah kedua mertua ku diberikan qodar yang baik dengan rumah dekat dengan masjid, semakin mudah mengaksesnya.
Akhirnya aku bertekad untuk 10 hari terakhir ramadan ini aku akan tinggal di rumah mertua mulai dari jam menjelang buka puasa hingga selepas solat subuh.
Walaupun aku pasti akan sadar proporsi tubuhku yang semoga baik-baik saja diajak begadang selama 10 hari terakhir ini. Karena ingin mengepolkan amalan di bulan Ramadan, seolah-olah ini adalah ramadan terakhir.
Sesungguhnya malam Lailatul Qadar ini tidak satu orang pun yang ketahui kapan datangnya, dan kegiatan malam Lailatul Qadar ini dimulai dari sejak matahari terbenam hingga terbitnya fajar disarankan untuk membaca doa Lailatul Qadar selama berdiam diri di masjid ya.
Dalam kegiatan Lailatul Qadar ini juga diselingi oleh nasihat yang tidak kalah pentingnya. Yaitu anjuran untuk benar-benar tinggal di dalam masjid dan tidak bolak-balik keluar masuk masjid.
Karena pahala dalam malam Lailatul Qadar ini, bagi siapapun yang berdiam diri di dalam masjid (hanya diam saja), pahalanya seperti aliran pahala orang yang melakukan ibadah. Masya Allah.
Target one day one juz yang insya Allah aku jalankan ini ternyata cukup melenceng karena balik lagi kegiatan di rumah dan publik dengan pekerjaan-pekerjaan memaksa kita jadi sibuk di siang hari dan aku memaknai malam Lailatul Qadar ini sebagai malam aku bisa betul-betul beribadah, khatam Alquran seperti mengejar ketertinggalan.
Tapi sedih juga sih, karena malam Lailatul Qadar ini aku lagi berjauhan sama suami. Dia lagi dinas ke Bogor, semoga Allah berikan dia kelancaran dalam mencari nafkah dan bisa sama-sama bertemu di hari kemenangan nantinya. Semangat malam Lailatul Qadar teman-teman semua. Semoga berlimpah pahala di bulan yang suci ini dan kita bisa dipertemukan di bulan Ramadan tahun-tahun selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H