3. "Emang bakal betah tinggal di rumah mertua?"
Kondisi satu persatu orang itu berbeda, tidak bisa disamaratakan. Apalagi setelah menikah, menata kehidupan baru dan beradaptasi dengan kesemuanya membutuhkan kesiapan mental. Ditambah pertanyaan seperti kenapa betah tinggal serumah sama mertua, ini menjadi trigger ketakutan kalo mertua itu selayaknya kayak ibu tiri.Â
Padahal, kita patut bersyukur karena ada hal-hal di luar sepengetahuan kita kalo memang yang terbaik untuk saat ini adalah tinggal bersama mertua dulu. Dengan mengendalikan dan memperhatikan adab, sama halnya adab kita terhadap orang tua sendiri.Â
Dan banyak hal positif dari tinggal serumah sama mertua yang akan kita petik di kemudian hari saat sudah menempati rumah sendiri. Ketika ada pahit dan asamnya tinggal serumah, ya bawa santai saja, namanya kehidupan pasti asam manis pahit akan kita rasakan.
4. "Istri resign kayak kamu apakah jadi pincang financial keluarga?"
Memang hidup saya harus laporan sama anda sehingga pertanyaannya seperti statement. Rasanya ingin berujar seperti itu, tapi sadar, kalo pertanyaan terkait rezeki itu memang bagaimana sejalan dengan ikhtiar dan juga doa-doa yang kita latunkan kepada-Nya.Â
Jadi, tetap pegang teguh keyakinan atas alasan-alasan mengapa resign dan tidak terlalu melow jika pijakan atas pro's and con's atas apapun pilihan kita, apalagi terkait financial ya.
5. "Belum bisa masak makanan enak kayak ibu mertua buat suami ya?"
Jleb ya, karena kalo mamah mertua jago masak, malah menjadi ladang ilmu memasak lebih banyak dan bukan malah makin mengkerut.Â
Namun ada hal-hal di luar jangkauan kita dan perlu jam terbang lebih lama untuk bisa menghidangkan masakan terbaik versi kita untuk suami tercinta. Dan suami itu tetap makan apa yang kita masak, walaupun dari segi rasa masih kurang mantap dan sedap seperti masakan mamahnya, yang penting kita sudah berusaha masak untuknya.
6. "Eh kok kamu gemuk gitu sehabis nikah?Â