Mohon tunggu...
Grandis nrm
Grandis nrm Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Cukup kompeten di bidang publicspeaking, seperti Mc, moderator, ataupun pembicara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana menjadi Ibu Sekaligus Guru di MIN 1 Kota Malang, Pentingnya Parenting: Hanya Mengarahkan Tak Perlu Mengekang

3 Juni 2024   16:49 Diperbarui: 3 Juni 2024   17:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui program podcast yang diadakan oleh Mahasiswa Asistensi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul "Being the Mother and Teacher, Why Not?"dengan menghadirkan Ibu Nanik Lutfiyah srirahayu, M. Pd sebagai pembicara, beliau menceritakan bagaimana keseharain menjadi ibu sekaligus guru di MIN 1 Kota Malang dan bagaiman parenting yang beliau terapkan dalam mendidik anak. Dalam podcast ini Ibu Nanik menceritaan keseharian yang tak luput dari tanggungjawab sebagai seorang ibu dan guru dimulai dengan aktivitas yang rutin selalu beliau kerjakan.  

Dikarenakan jam masuk kantor yang cukup pagi, Bu Nanik memulai aktvitas seperti menyapu rumah, memasak dan menyiapkan kebutuhan suami maupun anak-anak lebih awal, beliau selalu mengupayakan ketika berangkat sekolah rumah sudah dalam keadaan bersih dan rapi. Di sisi lain selalin menjadi guru kelas beliau juga sebagai koordinator bidang kurikulum di MI 1 Kota Malang yang memiliki pekerjaan lebih dan tidak jarang menyebabkan pekerjaan yang belum sempat terselesaikan di madrasah ke rumah,  hal ini menyebabkan kurangnya waktu istirahat bersama keluarga. Namun, dengan keseharian yang padat, beliau tidak melupakan kewajiban utama sebagai seorang ibu yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya. 

Beliau memiliki 4 Putra dan putra yang terakhir saat ini sedang duduk di bangku sekolah dasar kelas 4 di MIN 1 Kota Malang. Dalam proses belajar beliau tidak terlalu memaksakan atau menuntut tinggi kemampuan anak, tetapi beliau membebaskan anak dalam memilih cara dan gaya belajar, dengan tidak adanya jam khusus dalam belajar baik sore ataupun pada malam hari, tetapi jam belajar kapan yang dirasa nyaman untuk anak belajar. Sebagai orang tua Bu Nanik juga sedang mengamati kegemaran, hobi dan minat apa yang anak inginkan, dan setelah diamati anak memilki kegemaran dalam menulis, Ia juga sudah meluncurkan dua buku cerita anak-anak hasil kegemaran menulis dan anak juga tertarik dalam bidang coding, dengan ini menurut beliau sebagai orang tua tidak dapat mengekang dan mengalir saja doi takutkan terjadi kesalahan dalam mengambil langkah, melihat anak lebih condong pada bidang yang mereka inginkan dan orang tua hanya mengarahkan dan mendukukng keputusan anak selagi itu baik untuk masa depan anak. 

Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda, Bu nanik memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplor hal apa saja yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga orang tua akan mudah dalam mengarahkan perkembangan anak. tips yang ibu nanik berikan ketia menjadi seorang ibu sekaligus guru yaitu pandai dalam mengatur waktu, profesional kapan berperan menjadi ibu dankapan ketika menjadi seorang guru. 

Pesan yang selalu beliau sampaikan kepada anak-anaknya yaitu religiusitas, bagaimana kewajiban anak terhadap Pencipta, selalu berbuat baik kepada orang lain, entah kelak Allah akan menjadikamu seperti apa itu allah yang akan mengatur. Karena penanaman karakter sejak kecil mampu memberikan batasan anak dalam bergaul dan berbuat ketika dewasa nanti karena di hatinya selalu tertanam rasa taat dan takut kepada Allah. Oang tua terus berdoa untuk masa depan anak-anaknya. Pesan dari orang Tua Ibu Nanik yang selalu beliau ingat hingga saat ini yaitu "saya tidak bisa memberikan apapa tetapi saya hanya bisa menitipkan pendidikan, dengan harapan bisa mengantarkan dan membekali hidupmu di masa depan", terwujud tak terwujud tetaplahj bersujud, jalani semua ini dengan rasa ikghlas dan syukur karena jasa seorang ibu dan guru tidaklah terukur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun