Mohon tunggu...
grand adinegoro
grand adinegoro Mohon Tunggu... -

mencoba lebih mengenal nusantara..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inikah Negeriku?

17 Maret 2013   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:37 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin hari berita-berita di media yang masuk pikiran kita sangat tidak masuk di akal, mulai harga komoditas pertanian yang melonjak tajam hingga gejolak politik yang tak kunjung habis. Di saat orang tua kita di buat pusing dengan harga bahan pangan yang terus naik, tak lama lagi mereka juga akan bertambah pusing dengan anak-anak mereka yang sedang melakukan persiapan ujian akhir sekolah.

Biaya pendidikan yang semakin mahal membuat orang tua berpikir ulang, mau di bawa kemana kelak masa depan anak-anak mereka, generasi penerus negeri ini. Di tingkat perguruan tinggi, biaya kuliah di fakultas kedokteran sangat tidak murah, apakah itu jadi penyebab negeri ini kekurangan tenaga dokter hingga banyak pelosok-pelosok daerah tidak memiliki dokter??, begitu pula dengan jumlah guru,masih banyak sekali daerah terpencil di sudut negeri ini yang tidak memiliki tenaga pengajar meski disana ada banyak anak-anak usia sekolah, apakah gaji guru yang di nilai rendah mengurangi minat siswa untuk menjadi guru ??

Sekitar tahun 2009 lalu, di daerah kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan barat, saya mampir ke sebuah desa yang cukup sulit di akses dari jalan utama, saya di buat terkejut, ternyata sekolah dasar di desa itu telah memiliki seperangkat komputer yang cukup canggih,tapi tidak ada yang bisa mengoperasikan. Ketika saya mengajukan diri untuk mencobanya mereka tampak bahagia sekali, genset pun mereka siapkan ( saat itu listrik belum masuk desa ini ), setelah komputer menyala terdengar riuh tepuk tangan dan tawa anak- anak, saya baru sadar ternyata banyak orang yang melihat, mata ini di buat berkaca-kaca melihat kebahagian mereka. menurut warga disini dahulu mereka memiliki seorang guru honorer, tetapi setelah guru itu diangkat menjadi PNS dia pun mengajukan pindah ke kota dan tinggal lah desa ini tak memiliki guru hingga anak-anak sekolah dan perangkat komputer itu sia-sia. Inikah potret negeri ku ??

Pemimpin-pemimpin negeri ini seakan tidak peduli dengan keadaan masyarakatnya, ketimpangan sangat nyata terlihat, sedangkan mereka hanya sibuk dengan urusan kelompoknya sendiri mencari cara bagaimana besok bisa jadi pemimpin lagi, cocok dengan pepatah tua Sisilia “ kenikmatan memerintah adalah lebih manis dari kenikmatan senggama “ sehingga para pemimpin lupa bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar untuk kelangsungan dan kemajuan negeri ini di masa depan, membantu mewujudkan mimpi-mimpi anak negeri, negeri yang kaya, Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun