Salah satunya dirinya tidak setuju tentang budaya yang memaksa wanita untuk tidak melanjutkan pendidikannya karena harus bekerja di rumah atau masuk dapur.
Kartini menganggap kalau seorang wanita harus memperoleh kebebasan, persamaa, otonomi, dan juga kesetaraan di dalam masyarakat.
Kartini juga sosok yang sangat peka dengan masalah sosial yang satu ini, karena dirinya melihat wanita pribumi yang memiliki status sosial yang rendah di masyarakat dan sangatlah tertinggal.Â
Melalui surat-surat yang dikirimkannya kepada sahabat penanya yang ada di Belanda, Estella Helena Zeehandelaar, Kartini sering mengungkapkan mengenai pemikirannya tentang wanita pribumi.
Kartini menganggap bahwa wanita pribumi memiliki hak untuk bisa diperlakukan sama di dalam kehidupan bermasyarakat. Walaupun berada di tengah penjajahan Belanda yang sering mengecilkan sosok wanita pribumi, Kartini tetaplah berai dalam menyuarakan emansipasi wanita.
3. Seorang humanis yang tidak memandang orang lain dengan sebelah mata
Pemikiran R.A. Kartini ternyata tidak hanya tentang literasi dan Pendidikan saja. R.A. Kartini juga seorang humanis, dirinya percaya bahwa sesama manusia harus saling menghargai, memahami, serta menjalin hubungan dengan kebajikan.
Pemikiran yang dimilikinya ini dipengaruhi oleh gagasan dari Eduard Douwes Dekker atau yang kita kenal dengan Multatuli. Melalui sebuah novel dari seorang penulis asal Belanda. Penulis tersebut adalah sosok yang kritis dan vocal tentang kekejaman kolonialisme di Indonesia.Â
Jadi, Kartini memahami kalau kelas sosial yang ada di lingkungan masyarakat pada era tersebut hanya untuk menguntungkan kelompok tertentu dan menindas kelompok yang lainnya.
Walaupun Kartini terlahir dari keluarga keturunan bangsawan, Kartini menolak untuk mengaitkan dirinya akan hal itu. Dirinya tidak ingin dianggap berbeda hanya karena dia terlahir dari keluarga berdarah biru.Â
Sama halnya dengan dirinya yang tidak pernah membedakan orang lain berdasarkan pada kelas sosial. Ia menganggap bahwa kelas sosial hanya sengaja dilestarikan oleh feodalisme untuk melahirkan hierarki yang mampu membuat perpecahan di masyarakat.
Nah, itulah pemikiran yang dimiliki oleh R.A. Kartini yang tidak lekang oleh waktu. Pemikirannya yang bagus itu yang membuatnya menjadi pahlawan wanita yang populer.Â