"Anak-anak, ada kabar baik untuk kita semua. Tidak lama lagi, sekolah kita akan menjadi SBI. Nah, untuk menyambutnya, saya mau tanya kepada kalian semua,apa yang akan kalian siapkan?" tanya guru tersebut.
Krisis:
"Didi, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut hal ini?" tanya sang guru. Dengan sigapnya, Didi menjawab pertanyaan pak guru tersebut "Belajar Bahasa Inggris supaya bisa berbicara Bahasa Inggris, Pak." Jawab Didi.
Reaksi:
"Nah, bagus itu, kalau kamu Rian?" tanya guru kepada Rian. "Harus menyiapkan uang, Pak" kata Rian. "Lho, kok uang?" tanya pak guru. "Iya dong pak, soalnya kalau sekolah kita berubah jadi SBI, bayarannya pasti jadi mahal. Masa bayarannya kayak sekolah biasa?" jelas Rian lebih lanjut.
"Jawaban kamu kok sinis sekali? Begini, kalau sekolah kita bertaraf internasional, maka sekolah kita nantinya akan setara dengan sekolah luar negeri." Jawab pak guru.
Koda:
"Tapi, Pak. Kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tetapi Sekolah Bertaraf Internasional" Rian melanjutkan penjelasannya.
Makna:
Makna yang tersirat dari teks anekdot di atas adalah sekolah tidak bisa diberi standar bagus dan tidaknya di sekolah yang ada di luar negeri. Karena, yang menjadikan sekolah itu bagus adalah kualitas pendidikannya, lingkungan, dan juga para murid di dalamnya. Selain itu, sekolah dengan standar internasional biasanya memerlukan biaya yang lebih banyak.
2. Contoh teks anekdot tentang status sosial
Penjual Kue yang Hebat