Tahukah kamu jika ada diet yang berbahaya dan justru tidak sehat untuk tubuhmu. Jika kamu berpikir diet untuk memperbaiki tubuh dan sehat, namun ada beberapa jenis diet yang justru tidak dianjurkan untuk dilakukan.Â
Selain diet yang ekstrim, jenis diet ini akan benar-benar menyiksamu. Itulah sebabnya jika kamu ingin mulai menurunkan berat badan sebaiknya perhatikan masalah dan kebutuhan tubuhmu.Â
Jangan asal diet dan menurunkan berat badan karena justru ini akan semakin merusak tubuhmu. Setidaknya, kamu menghindari cara tidak sehat untuk menurunkan berat badan.Â
Jenis Diet Berbahaya Bagi Kesehatan
Berikut ini adalah beberapa contoh diet yang dianggap berbahaya untuk kesehatan dan tidak dianjurkan untuk dilakukan karena terlalu ekstrim:
1. Diet Rendah Karbohidrat Ekstrim
Diet rendah karbohidrat yang sangat ketat dan ekstrim, seperti rendah karbohidrat dan tinggi lemak, dapat berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Diet ini dapat menyebabkan ketosis, di mana tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama.
Namun, diet rendah karbohidrat ekstrim dapat menyebabkan defisiensi nutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pencernaan, dan masalah jantung. Itulah sebabnya kamu perlu jeli jika ingin benar-benar melakukan jenis diet ini.Â
2. Diet Detoks
Diet detoks seringkali menghindari makanan tertentu dan mengonsumsi jus atau campuran bahan alami selama beberapa hari atau minggu. Diet ini klaimnya untuk membersihkan tubuh dari racun dan mendukung penurunan berat badan.Â
Namun, tubuh manusia sudah memiliki sistem detoksifikasi alami yang efisien, seperti hati dan ginjal. Diet detoks yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensi nutrisi, kelelahan, gangguan makan, dan gangguan metabolisme.
3. Diet Penggantian Makanan
Diet penggantian makanan melibatkan menggantikan makanan dengan minuman atau suplemen nutrisi yang diklaim mengandung semua nutrisi yang diperlukan.Â
Meskipun beberapa produk penggantian makanan dapat berguna untuk beberapa situasi tertentu, mengandalkan mereka secara eksklusif dalam jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi nutrisi, kurangnya serat makanan, dan masalah emosional terkait makanan.