Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Papeda, Makanan Khas Papua dan Maluku yang Dihormati!

5 Mei 2023   11:20 Diperbarui: 5 Mei 2023   11:28 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang belum tahu makanan khas Papua yang satu ini? Papeda. Papeda merupakan makanan khas Papua yang memiliki bahan dasar dari sagu. Papeda ini memiliki bentuk yang mirip dengan bubur, tetapi memiliki tekstur yang lebih lengket dan kental. Makanan tradisional ini bisa kamu temukan di Papua, Maluku, serta beberapa daerah yang ada di Sulawesi.

Nah, ternyata untuk masyarakat yang ada di Papua dan Maluku, papeda bukan hanya sekedar makanan saja, lho. Bahkan, makanan ini dihormati dan disakralkan karena sering menjadi hidangan dalam sebuah acara upacara adat.

Berikut ulasan tentang sejarah serta makna papeda sebagai makanan khas Papua secara filosofis, yang menarik untuk kita ketahui.

Sejarah dan Asal Usul Papeda

Sejak dahulu, masyarakat adat Papua sangat menghormati sagu. Bagi mereka, sagu ini bukan hanya sekedar bahan baku saja, tetapi juga terdapat cerita mitologi tentang kisah penjelmaan manusia yang berasal dari sagu.

Bagi masyarakat Raja Ampat, sagu adalah sesuatu yang istimewa. Saat masyarakat Papua tengah memanen sagu, maka akan digelar upacara yang secara khusus bertujuan untuk mensyukuri dan menghormati hasil panen dari sagu yang didapatkan untuk bisa memenuhi kebutuhan para warga.

Papeda juga sebuah olahan dari sagu yang dijadikan sebagai makanan pokoknya masyarakat adat Sentanu dan Abrad yang ada di daerah Danau Sentani, Manokwari, dan juga Arso. 

Makanan ini sekaligus juga dijadikan sebagai makanan untuk acara-acara penting, seperti upacara adat Papua Watani Kame.

Upacara adat Watani Kame merupakan sebuah acara berupa upacara yang menandakan tentang berakhirnya siklus kematian seseorang. Di mana pada acara tersebut, makanan khas Papua ini akan dibagikan kepada para kerabat yang telah membantu pihak keluarga dalam menyelenggarakan Watani Kame.

Masyarakat Inanwatan yang ada di Papua Barat juga menyajikan bubur sagu yang dilengkapi juga dengan babi di acara upacara kelahiran anak pertamanya. 

Selain itu, pada saat perempuan Inanwatan diberikan tato di bagian tubuhnya, mereka juga akan diberikan makanan papeda yang berfungsi sebagai penahan rasa sakit.

Makna Filosofis Pada Papeda

Sagu mempunyai kandungan gizi yang sangat lengkap, yaitu karbohidrat, protein, kalsium, serta zat besi. Maka dari itu, sagu tidak kalah dari nasi yang dijadikan sebagai makanan pokok bagi masyarakat Papua. 

Ternyata, hidangan berupa bubur sagu ini memiliki makna filosofisnya yang sudah dipercaya secara turun temurun. Di mana masyarakat Papua biasanya memakan Papeda dengan helai, yaitu suatu alat makan tradisional dari Papua, yang biasanya terbuat dari kayu dan juga hote, yaitu sebuah piring kayu untuk menaruh bubur sagu tersebut.

Masyarakat asli Sentani juga mempunyai tradisi memakan papeda di suatu piring yang sama dalam satu keluarga. Tradisi ini dikenal dengan sebutan 'helai mbai hote mbai', yang berarti dalam Bahasa Papua, 'Mbai' adalah satu.

Filosofi dari tradisi unik ini adalah ikatan kekeluargaan yang sangat erat antara lingkup keluarga dan makanan yang ada dalam satu keluarga menyimpan begitu banyak cerita untuk masa depan bagi anak serta para cucu mereka.

Fakta Tentang Papeda

1. Cara mengambilnya digulung

Tekstur dari makanan khas Papua yang satu ini serupa dengan lem, sehingga mengambil papeda dari wadah tidak bisa dilakukan dengan sendik. Sehingga pengambilannya memiliki trik tersendiri. Yaitu menggunakan hiloi, yang serupa dengan garpu besar.

2. Bebas gluten dan rendah gula

Tidak perlu repot-repot mencari produk bebas gluten dan gula, kamu bisa menjadikan papeda sebagai solusi. Papeda ini bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes atau orang yang sedang ingin menurunkan berat badan.

3. Mampu melenyapkan flek di paru-paru

Papeda bungkus memiliki khasiat yang sangat unik, yaitu bisa membersihkan flek yang ada di paru-aru. Papeda bungkus yang sudah menginap beberapa hari justru sering dikonsumsi oleh orang-orang yang akan menjalani tes untuk bisa masuk ke kepolisian atau militer.

4. Bisa buat sendiri dengan sagu yang ada di supermarket

Kalau kamu ingin mencoba membuat makanan khas Papua yang satu ini, kamu bisa menggunakan tepung sagu yang dijual di supermarket. 

Nah, itulah beberapa hal yang menarik untuk diketahui tentang papeda, makanan khas Papua. Apakah kamu tertarik untuk mencoba makanan khas Papua yang satu ini?

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun