Setiap daerah di Indonesia, mempunyai alat musik tradisional khasnya masing-masing dengan ciri yang mampu membedakan antara satu daerah dengan yang lainnya. Salah satunya adalah alat musik tradisional yang sudah berhasil populer sampai mancanegara adalah alat musik Sunda, Jawa Barat.
Jawa Barat memang dikenal dengan Suku Sunda serta memiliki kebudayaan yang sangat kental. Budaya tersebut mencakup adat istiadat sampai keseniannya, baik itu tarian maupun alat musik tradisionalnya.Â
Tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi beberapa alat musik Sunda sudah berhasil mendunia. berikut ini adalah alat musik sunda yang paling terkenal di masyarakat.
Alat Musik Sunda yang Paling Terkenal
1. Kecapi
Alat musik sunda, Jawa Barat ini, cara memainkannya adalah dengan cara dipetik. Kecapi dilantunkan menjadi dua bagian pada saat sedang mengiringi sebuah musik tradisional sunda, yaitu kecapi anak dan kecapi induk.
Alat musik kecapi ini adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat dan juga Bugis, yang ternyata, dahulunya berasal dari negeri China.
2. Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional asal Sunda, Jawa Barat. Alat musik angklung ini terbuat dari bambu, dan cara memainkan alat musik sunda ini adalah dengan cara digoyangkan.
Angklung tergolong dari dua, tiga, atau empat bambu, dengan urutan dua, tiga, dan empat bunyi. Bambu yang biasanya digunakan untuk membuat angklung adalah jenis bambu hitam atau awi wulung dan bambu putih atau awi temen.
Alat musik sunda yang bernama angklung ini ternyata memiliki peran untuk menyemangati peperangan. Jenis-jenis angklung sendiri terdiri dari angklung dogdog lojor, angklung kanekes, angklung gurag, angklung padaeng, dan angklung badeng.
Pada tahun 2010, UNESCO telah mendaftarkan angklung sebagai sebuah karya agung budaya hiasan nonbendawi manusia.
3. Rebab
Rebab adalah alat musik tradisional Sunda, Jawa Barat yang cara memainkannya adalah dengan cara digesek.
Pada sejarahnya, rebab diperkenalkan oleh para pedagang Timur Tengah yang melaut ke Indonesia. Rebab sendiri dibuat dari tembaga serta memiliki tiga buah senar atau dawai.Â
Cara memainkan alat musik rebab ini seperti halnya memainkan alat musik biola.
Alat musik rebab ini seringkali digunakan untuk mengiringi kesenian wayang golek, jaipong, ketok tilu, dan sebagainya. Alat musik ini juga digunakan oleh orang Betawi, Jawa, Madura, dan Bali.
Dalam hal memainkannya, terdapat tiga teknik dalam menggesek rebab, yaitu digelosor, disebit sadami, dan juga dikerecek.
4. Dog dog
Sesuai dengan namanya, alat musik sunda ini dimainkan dengan cara dipukul sehingga bisa menghasilkan bunyi 'dog dog'. Alat musik ini terbuat dari kayu yang berbentuk silinder memanjang.
Kemudian, pada bagian tengahnya dibuat berongga, dengan salah satu sisinya yang dilapisi dengan menggunakan kulit kambing. Lalu, kulit kambing ini kemudian direnggangkan menggunakan tali yang sudah diikat dengan kulit bambu.Â
Nah, tingkat atenuasi dari kulit kambing inilah yang menentukan suara yang dihasilkan oleh dog dog.
5. Calung
Alat musik calung termasuk ke dalam kategori alat musik idiofon yang sudah berkembang di suku Sunda dan Banyumas. Jika dilihat dengan sekilas, alat musik ini memiliki bentuk yang mirip dengan alat musik angklung.
Alat musik calung adalah alat musik perkusi yang cara memainkannya adalah dipukul. Alat untuk memukulnya terbuat dari bahan kayu atau tongkat yang telah dilapisi dengan lilitan karet supaya bisa menghasilkan suara yang kasar.
Alat musik sunda yang satu ini menggunakan tangga nada pentatonis "da-mi-na-ti-la". Alat musik calung ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu calung jinjing dan juga calung rantay.Â
Calung rantay cara memainkannya adalah dengan cara duduk bersila, sedangkan untuk calung jinjing, dilantunkannya dengan cara sambal berdiri.
Nah, itulah alat musik Sunda yang paling terkenal atau sering digunakan di masyarakat. Mempelajari tentang alat musik Sunda dan cara memainkannya juga termasuk ke dalam kategori melestarikan alat musik tradisional.
Dengan begitu, alat musik tradisional akan terus dikenal oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, alat musik tradisional ini juga tidak akan termakan oleh zaman.
Penulis: Nurul Ismi Humairoh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H