Seperti yang kita tahu, katak adalah hewan amfibi atau hewan yang dapat hidup di dua dunia, yakni darat dan air. Hewan ini bukan mamalia, jadi mereka berkembang biak dengan bertelur bukan dengan melahirkan.
Kebanyakan amfibi adalah karnivora atau insektivora, seperti nyamuk, jangkrik, laba-laba atau rayap. Katak sendiri, seperti amfibi lainnya, tergolong karnivora. Katak dan kodok terlihat sama pada pandangan pertama. Namun, ternyata keduanya berbeda.Â
Dimulai dari ukuran tubuh, dimana katak memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari katak. Katak juga memiliki kulit yang cukup tebal dan biasanya kasar dan berbintik. Sedangkan katak memiliki tekstur kulit yang lebih halus dan berwarna coklat atau hijau.Â
Katak dapat berubah bentuk dari telur menjadi katak dewasa. Siklus ini sering disebut sebagai metamorfosis sempurna. Selama perkembangannya, katak dapat melakukan pembuahan eksternal. Ini berarti katak betina melepaskan telur yang menumpuk di air.Â
Katak jantan kemudian melepaskan spermanya ke dalam air untuk membuahi sel telur. Namun seiring berjalannya waktu, kecebong atau kecebong tumbuh menjadi katak muda yang memiliki kaki dan paru-paru.Â
Selama proses ini, insang air kecebong menghilang. Saat katak dewasa, paru-paru katak menerima udara melalui hidung saat tenggorokan katak mengembang.
Fase Metamorfosis Katak
Siklus hidup katak, atau metamorfosis katak ini cukup unik. Hal ini karena katak kecil hidup di air dengan bantuan insang. Namun, saat dewasa, insang katak menghilang dan digantikan oleh paru-paru.Â
Selama bertelur, katak betina dapat menghasilkan hingga 5.000 hingga 20.000 telur. Biasanya, setelah bertelur, katak tidak menunggu telur. Kemudian, telur menetas dengan sendirinya.Â
Lalu, berudu hidup mandiri tanpa bantuan siapapun, termasuk induknya, untuk mencari makan. Di bawah ini penjelasan secara detail bagaimana metamorfosis katak dimulai dari telur hingga jadi katak dewasa:
1. Telur
Metamorfosis katak dimulai dengan telur. Pada tahap ini, katak dapat menghasilkan hingga 20.000 telur. Biasanya katak melepaskan telur-telur tersebut ke dalam air. Kemudian telur yang dilepaskan mengapung di atas air, membentuk massa.