Patran berbentuk seperti daun yang disusun dengan berderet di rumah adat Jawa Tengah. Biasanya, patran ini ditempatkan pada bagian bangunan yang sempit dan juga panjang.
5. Banyu-tetes
Ornamen pada rumah adat Jawa Tengah ini biasanya terletak bersamaan dengan patran. Sesuai dengan namanya, ornamen ini menggambarkan sebuah tetesan air hujan yang berasal dari pinggiran atap atau teritisan yang berkilau-kilau memantulkan sinar matahari.
6. Banaspati/Kala/Kamamang
Ini adalah ragam hias berbentuk wajah hantu atau raksasa. Banaspati dalam rumah adat Jawa Tengah ini melambangkan raksasa yang akan menelan atau memakan segala hal yang dianggapnya jahat, yang ingin masuk ke dalam rumah. Maka dari itu, ragam hias ini ditempatkan pada bagian depan bangunan, seperti pada gerbang, pagar, ataupun pintu masuk.
7. Mirong
Mirong adalah ornamen yang ada pada rumah ada Jawa Tengah yang melambangkan putri mungkur atau menggambarkan seorang putri dari belakang. Ornamen ini dianggap cukup sakral, sehingga ornamen itu hanya digunakan untuk bangunan keraton saja. Ornamen ini sangat jarang digunakan untuk bangunan rakyat biasa.
Ornamen ini memiliki warna merah tua atau kuning emas. Selain itu, ornamen ini biasanya terletak pada sebuah tiang bangunan, seperti saka guru, saka penanggal, dan juga saka penitih. Baik itu, saka yang memiliki bentuk persegi ataupun yang berbentuk bulat.
Nah, itulah beberapa hal tentang ornamen yang ada pada bangunan rumah adat Jawa Tengah yang kaya akan makna dan filosofinya. Ornamennya sangat unik dan juga indah, serta memiliki nilai historis di dalamnya.Â
Jika kamu memiliki ketertarikan dengan rumah adat, maka mempelajari tentang rumah adat Jawa Tengah tidak boleh sampai terlewat. Karena, terdapat banyak hal unik di dalamnya yang perlu kamu tahu.
Penulis: Nurul Ismi Humairoh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H