Pada bagian tengahnya, terdapat motif boh eungkot atau bulatan-bulatan kecil yang menyerupai sebuah telur ikan. Motif pinto Aceh ini memiliki inspirasi dari bentuk pada pintu rumah Aceh. Sama seperti halnya dengan Keureusang, perhiasan ini juga disematkan untuk baju adat Aceh perempuan.
4. Simplah
Sama halnya dengan Keureusang, Simplah juga merupakan perhiasan yang disematkan pada pakaian adat Aceh yang dikenakan di bagian dada perempuan. Biasanya, perhiasan ini terbuat dari perak sepuh emas dan terdiri dari 24 lempengan persegi enam dengan dua lempengan persegi delapan.
Di mana, pada setiap lempengan memiliki motif bunga, daun, dan juga permata warna merah yang ada pada bagian tengahnya. Lempengan ini kemudian dihubungkan dengan dua untai rantai. Simplah ini juga mempunyai panjang dan juga lebar masing-masing sebesar 51 cm.
5. Subang Aceh
Sepasang subang Aceh mempunyai diameter yang ukurannya adalah 6 cm dan memiliki bahan dasar emas dan permata. Bentuknya adalah menyerupai seperti bunga matahari dengan ujung kelopaknya yang runcing.
Kemudian, di bagian atas lempengan yang berbentuk matahari dinamakan dengan Sigeudo Subang. Subang jenis ini juga disebut dengan sibang bungong mata uro.
6. Taloe Jauem
Taloe Jauem adalah perhiasan yang memiliki bahan dasar perak sepuh emas yang terdiri dari sebuah cincin yang berbentuk rangkaian rantai dengan hiasan ikan dan satu kunci. Lalu, di bagian ujungnya terdapat kait yang menyerupai dengan angka delapan, yang berfungsi untuk dikaitkan pada busana laki-laki.
7. Culok Ok
Culok ok adalah perhiasan wanita Aceh yang berupa sebuah tusuk konde. Perhiasan ini berfungsi untuk menguatkan sanggul, untuk pemakaiannya, hanya dengan memasukkannya ke rambut melalui samping sanggul.Â
Terdapat empat jenis culok ok, yaitu bungong keupula (bunga tanjung), bintang pecah (seperti bintang pecah), ulat sangkadu (melingkar seperti ulat), serta bungong sunteng (kelopak bunga).
Itulah macam-macam perhiasan yang ada pada pakaian adat Aceh beserta penjelasan tentang fungsi dari perhiasan tersebut.Â
Penulis: Nurul Ismi Humairoh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H