Pakaian adat menjadi salah satu ciri khas bagi suatu daerah tertentu. Pakaian adat juga sering kali digunakan untuk sebuah upacara kebudayaan, pernikahan adat, maupun pertunjukan kebudayaan.
Di salah satu daerah di Indonesia, Aceh mempunyai pakaian yang sering dikenakan, salah satunya untuk acara pernikahan. Pakaian adat Aceh kerap dikenakan untuk pernikahan adat. Pakaian adat Aceh biasanya disebut juga dengan nama Ulee Balang.
Untuk laki-laki, pakaian adat Aceh ini disebut juga dengan Linto Baro, sedangkan untuk perempuan, pakaian adat Aceh disebut dengan Dara Baro. Pakaian adat Aceh ini biasanya menggunakan sebuah kain yang ditenun sendiri dengan menggunakan bahan sutera ataupun kapas.
Bahan kain ini nantinya tidak hanya digunakan pada pakaian adat Aceh saja, tetapi juga untuk bahan perlengkapan lainnya, seperti kain pinggang (ija pinggang). Destar (tegkulok), kain pembungkus sirih (bungkoih ranub), serta celana untuk kaum perempuan (siluweue inong).
Tidak hanya itu, bahan kain ini juga bisa digunakan sebagai selendang atau ija sawak, yang sesuai dengan cara memakainya yang disebut juga dengan ja tob ulee atau penutup kepala. Lalu, ada ija selendang yaitu selendang, ija seulimboet atau selimut, serta ija lambong atau kain lambung. Kain lambung merupakan kain yang dilipat tiga secara memanjang sehingga mampu menutupi Sebagian badan yang memakainya.
Jadi, berikut ini adalah pakaian adat Aceh yang sering dijadikan sebagai baju pernikahan dalam pernikahan adat Aceh. Berikut penjelasannya.
Pakaian Adat Aceh
1. Linto Baro
Linto baro merupakan pakaian adat Aceh untuk kaum pria. Terdapat tiga bagian yang menjadi ciri pakaian adat Aceh yang satu ini.
Pada bagian atas, terdapat meukeutop. Benda ini memiliki bentuk yang lonjong ke atas dan memiliki fungsi sebagai mahkota yang dilengkapi dengan lilitan yang disebut dengan tengkuluk yang berasal dari bahan sutra.
Untuk di bagian tengah pakaian, terdapat meukeusah yang terbuat dari benang sutera yang merupakan cerminan dari simbol kebesaran bagi masyarakat Aceh. Baju meukeusah ini dianggap sebagai baju kebesaran adat Aceh.