Berdasarkan sejarah pantun, karya sastra satu ini memang berasal dari budaya orang-orang Melayu dalam berlisan, seperti menasehati, bahkan bertukar candaan. Meskipun terkesan kuno, tetapi pantun dengan bahasa Melayu cukup menarik jadi alternatif berlisan.
Misalnya kamu ingin memberi pantun buat pacar yang romantis dan lucu, atau menasehati dengan pantun melayu yang lebih unik. Ini mungkin akan lebih menarik perhatian lawan bicara. Atau kamu juga bisa gunakan pantun melayu untuk pembuka pidato.
Contoh Pantun Melayu
Berikut ini contoh pantun Melayu yang bisa kamu jadikan referensi menggunakan alternatif berlisan:
Itik beriringan jalannya
Tertinggal sepuluh dikurangi tiga
Hai adik, abang punya bunga
Baru dapat milik tetangga
Diam-diam orang berkayuh
Karena takut dikejar buaya
Saban malam abang mengeluh
Karena adik sudah berpunya
Beras padi diindang orang
Supaya tahu mana antahnya
Belas hati memandang abang
Adik ditunggu sudah berpunya
Dari teluk berjalan pulang
Naik ke rumah sudahlah senja
Hatiku remuk bukan kepalang
Adik tercinta sudah berpunya
Fajar subuh sudahlah terbit
Tanda hari menjelang siang
Terbakar tubuh dadaku sakit
Adinda kini dipinang orang
Alangkah elok naik perahu
Disana mudah mencari angin
Abanglah bujuk adik tak mau
Rupanya ada janji yang lain
Untuk apa orang ke hulu
Kalau klek sudah berlubang
Untuk apa hamba menunggu
Kalau adik sudah bertunang
Bagaimana kita hendak berhenti
Karena di jalan orang curiga
Bagaimana hamba hendak berjanji
Karena tuan memandang harta
Buluh Cina berwarna kuning
Tegak lurus dengan kokohnya
Karena adik sudah berpaling
Badanku kurus menanggung duka
Mabuklah orang dalam perahu
Ombak besar setinggi rumah
Mabuklah abang memendam rindu
Adik kudengar pergi menikah
Hari minggu jalan ke pasar
Disana belanja membeli udang
Hatiku pilu rasa terbakar
Bunga kupuja dipetik orang
Baik berburu di malam hari
Bersuluh bulan dengan bintang
Adik kucumbu di dalam mimpi
Tubuhmu sudah ditangan orang
Sudahlah makan tidak berkuah
Nasi yang ada terasa kurang
Sudahlah badan tidak bertuah
Kekasih pula dilarikan orang
Jatuh tupai salah melompat
Bekerja naik ke batang pinang
Tubuhku lunglai patah semangat
Mendengar adik dipinang orang
Anak kera mencuri manggis
Matanya perih kena jelatang
Awak tertawa hati menangis
Karena kekasih dibawa orang
Galah bukan sembarang galah
Galah orang pemanjat pinang
Salah bukan sembarang salah
Salah abang lambat meminang
Bulan sabit diambang petang
Makin dipandang semakin indah
Sudah senasib abang yang malang
Hendak meminang adik lah nikah
Bulan sabit di langit tinggi
Sayup-sayup mata memandang
Sudahlah nasib celaka diri
Adik kucinta dipinang orang
Belilah aruan serta belanak
Dapat dipindang sesudah bersih
Hati menyetan dadaku bengkak
Melihat abang berpindah kasih
Bagaimana padi tidakkan basah
Pagi petang dilimbur pasang
Bagaimana hati tidakkan patah
Kekasih hilang direbut orang
Batang nangka putik sejari
Rebah ke tanah lapuk terbuang
Abang menyangka adik sendiri
Rupanya sudah duduk bertunang
Bagaimana titi takkan terendam
Hujan lebat semelah hulu
Bagaimana kami takkan berdendam
Tuan lah dapat pasangan baru
Makan ikan dengan bumbu kacang
rasanya manis melilit gigi
Datang bukan hanya sekedar datang
Datang bersama niat besar di hati
Pisau tajam ukir nama belati
Tak jadi dilempar karena deheman
Berhajat megah inginnya hati
Teruna kami menyisir teman
Muda mudi jarang bertemu
Bertemu sekali kalau kepepet
Cantik sangat adik dikau
Ingin cari dukun nak memelet
Berlayar jauh ke pulau Peda
Hujan badai akan terus dilawan
Sopan dan santun memang kami tiada
Tolong keikhlasan diberikan
Pergi ke kota sebelah hadiri rapat
Jalannya sulit membuat sakit kaki
Datang kami ke orang ada hajat
Ingin ungkapkan hasrat di hati
Buat ukiran dengan berdiri
Pembeli terus datang dan mampir
Tampak bersedih wajah adik hari ini
Kakak nak pinjam uang untuk traktir
Tanah jauh milik sang ratu
Tak terjamah sejak lama
Aku hendak coba merayu
Tuk ajak engkau pergi bersama
Ingin beli rumah masih dalam angan
Inginnya di jalan Sudirman
Jadikan keutamaan sebuah pendidikan
Agar negara mencapai kemajuan
Nah, itulah contoh pantun Melayu dengan berbagai tema. Kamu bisa gunakan contoh pantun di atas sebagai referensi membuat pantun yang unik untuk lebih menarik perhatian orang. Hal ini memang jadi fungsi pantun sebagai karya sastra lisan yang bisa mencairkan suasana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H