Apakah kamu masih kesulitan membedakan majas metafora dan hiperbola? Tepat sekali, ada perbedaan majas metafora dan hiperbola dalam penggunaanya dalam karya sastra. Hal ini dapat dilihat dalam struktur gaya bahasa dan tujuan atau maksud dari penulisnya.
Perbedaan Majas Metafora dan Hiperbola
Berikut ini beberapa pembahasan yang bisa kamu simak untuk memahami apa saja perbedaan majas metafora dan hiperbola dalam karya sastra:
1. Pengertian Majas Metafora dan Hiperbola
Metafora adalah gaya bahasa kiasan yang digunakan untuk menyamakan sesuatu. Ada lagi pandangan metafora, yaitu sejenis analogi yang secara langsung membandingkan dua hal, tetapi dalam bentuk yang singkat.
Pengertian metafora yang lebih lengkap juga merupakan idiom yang menggunakan kata-kata yang tidak memiliki arti sebenarnya atau kata-kata kiasan berdasarkan simile atau perbandingan sebagai bahasa kiasan penuh.
Arti sebenarnya yang mudah dipahami dari metafora adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyamarkan sesuatu yang lain, atau dikenal sebagai kiasan. Proses munculnya sebenarnya sama dengan perumpamaan, tetapi sedikit demi sedikit.
Misalnya informasi tentang persamaan dan poin pertama dihilangkan, seperti Pemuda adalah bunga suatu bangsa. Fungsi metafora tidak harus menjalankan fungsi predikat, tetapi juga dapat melakukan fungsi lain, seperti subjek, objek, dan sebagainya.
Oleh karena itu, tidak seperti majas lainnya, metafora dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata. Pada jenis majas lainnya konteks sangat penting karena membantu memahami arti persamaan. Di sisi lain, makna metafora dibatasi oleh konteksnya.
Jika kita masih dapat menemukan makna dasar metafora dalam maknanya saat ini, metafora itu masih hidup. Jika tidak, metafora itu mati atau klise. Dengan matinya metafora kita dihadapkan pada sebuah kata dengan makna baru. Ini dapat membentuk kata kerja, kata sifat, kata benda, dll.
Sedangkan majas hiperbola sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk menarik perhatian dan menimbulkan kesan dramatis bagi pembaca atau pendengarnya. Oleh karena itu, sedikit yang menganggapnya sebagai idiom atau kiasan yang dilebih-lebihkan.Â
Ada yang bilang itu ungkapan yang indah. Gorys Keraf, dalam bukunya Diction and Style of Language (2010), mengungkapkan bahwa hiperbola adalah gaya bicara yang melibatkan pernyataan yang dilebih-lebihkan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu sehingga terkesan dramatis.