Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Tanda Seseorang yang Kerap Melakukan Tindakan Playing Victim, Kenali Yuk!

13 Oktober 2022   13:10 Diperbarui: 13 Oktober 2022   13:11 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Playing victim adalah sebuah gagasan tentang mentalitas seseorang yang selalu merasa menjadi korban dan sering kali menyebarkan energi negatif di lingkungannya. Secara sederhana, playing victim adalah sebuah tindakan untuk melempar kesalahan yang dilakukannya kepada orang lain.

Kondisi ini tentu saja tidak hanya merugikan mereka saja, tetapi juga bisa merugikan orang yang ada di sekitarnya. Namun, kadang seseorang yang melakukan playing victim tidak sadar bahwa tindakan yang ia lakukan sudah merugikan orang lain.

Orang yang melakukan playing victim sangatlah melelahkan bagi orang yang ada di sekitarnya. Playing victim adalah sifat yang mampu menebar energi negatif. Selain itu, playing victim adalah sebuah perilaku yang manipulatif juga.

Mereka terbiasa melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai orang yang melakukan kesalahan, lalu menyalahkan orang lain sekaligus memutar balikkan keadaan untuk menjadi korban. Orang-orang seperti ini sering kali meyakini orang lain yang bersalah atas keadaan yang menimpanya.

Nah, bagaimana sih tanda dari orang yang suka berperilaku playing victim? Kenali beberapa cirinya supaya kamu bisa mengetahui tindakan-tindakan mereka.

Tanda-tanda Orang yang Suka Playing Victim

Sumber: quora.com
Sumber: quora.com

1. Kesulitan menjadi asertif

Asertif adalah salah satu Teknik komunikasi di mana seseorang dengan kepercayaan diri menyampaikan pesan tanpa menjadi agresif untuk mempertahankan sudut pandang yang dimilikinya

Korban tidak benar-benar percaya kalau mereka bisa mengendalikan hidup mereka. Oleh karena itu, mereka berjuang untuk mengatakan apa yang mereka inginkan, butuhkan, atau yang pantas untuk mereka dapatkan.

Kehidupan korban biasanya melibatkan pola kepatuhan dan kepasifan secara berulang. Hal ini merugikan diri dan perkembangan pribadi. Korban biasanya gagal untuk memecahkan pola ini dan menderita gangguan kecemasan.

Belajar untuk menjadi asertif bukanlah cara yang tepat untuk menyuarakan isi hati serta pikiran para pelaku manipulatif ini.

2. Tidak memiliki rasa tanggung jawab

Saat seseorang berperan sebagai korban, maka seseorang akan melepas tanggung jawabnya atas keadaan apapun yang dialaminya. Sebaliknya, mereka akan mengarahkan pertanggung jawabannya kepada orang lain untuk membuat orang lain merasa bersalah.

Terkadang, bila kamu menjadi salah satu tempat orang seperti ini untuk curhat, maka kamu perlu untuk menganalisis setiap cerita yang ia sampaikan. Pastikan bahwa cerita yang ia katakana benar-benar sesuai dengan yang terjadi. Sebab, kamu juga bisa terseret dengan alur ceritanya jika kamu mendapatkan informasi yang salah dari pelaku manipulative ini. 

Kamu perlu ingat bahwa seseorang yang melakukan playing victim kerap mencari simpati untuk berdiri bersama dirinya.

3. Menyimpan dendam

Orang yang kerap melakukan playing victim atau manipulatif suka menyimpan keluhan lamanya dan membuat orang lain merasa tidak enak dengan tindakannya itu. Mereka menjadikan ini sebagai sebuah senjata untuk mereka berjaga-jaga jika ada orang yang mencoba untuk meminta pertanggung jawabannya atas sesuatu.

Seorang korban akan memunculkan sebuah peristiwa atau kenangan lama, di mana mungkin mereka terluka. Namun, mereka menggunakannya sebagai sebuah alasan mereka tidak bisa mengubah sikap, hidup, serta keadaan mereka saat ini.

Diperlukan sikap untuk memaafkan masa lalu, supaya orang-orang yang suka playing victim tidak lagi menjadika dendam lamanya sebagai suatu hal yang patut untuk mereka jadikan senjata saat mereka merasa terancam.

4. Tidak bahagia dengan hidupnya

Lahirnya perilaku playing victim atau manipulatif berasal dari orang yang sering tidak merasa puas dan juga tidak Bahagia dengan kehidupan yang dijalaninya. Apalagi, kalau orang-orang playing victim ini cenderung pasrah dengan apa yang mereka sudah alami tanpa adanya keinginan untuk melakukan perubahan dalam hidupnya.

Menyesali segala sesuatu hal dan mencari-cari alasan kenapa mereka bisa mempunyai banyak masalah hidup adalah karena mereka juga terjebak dengan masa lalunya itu. Belas kasihan adalah hal yang sangat mereka inginkan dari orang lain, supaya orang lain selalu berpihak kepada dirinya.

5. Menyebarkan energi negatif

Bisa menjadi sesuatu yang melelahkan kalau kamu berada di sekitar orang yang berperilaku manipulatif yang haus akan belas kasihan. Mereka akan mencari orang yang mau ada di pihak mereka dan ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

Selain itu, mereka juga biasanya bergantung dengan orang lain, karena mereka ingin mendapatkan belas kasihan dari banyak orang. Kalau kamu mendukung mereka dan memberikan saran, tetapi tidak ada perubahan yang terjadi, maka akan menjadi sangat melelahkan.

Itulah beberapa tanda seseorang yang berperilaku playing victim. Apakah di sekitar kamu ada yang berperilaku sesuai tanda-tanda tersebut?

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun