Setelah itu, para pemimpin militer yang dipimpin oleh Kolonel H. Iskandar berkumpul untuk berunding. Negosiasi ini menghasilkan pembentukan sebuah komando yang disebut Markas Besar Pemimpin Pertempuran.Â
Selain itu, penemuan lainnya adalah bahwa wilayah Ambarawa terbagi menjadi empat sektor: Barat, Timur, Utara dan Selatan. Strateginya adalah menjaga secara bergantian.Â
3. Strategi perang
Pasukan Ambarawa melakukan negosiasi ulang untuk menyusun strategi memenangkan pertempuran. Pada 11 Desember, Kolonel Sudirman mengumpulkan para pemimpin sektor di Ambarawa. Akibatnya, serangan akan dimulai lagi pada pukul 04:30 keesokan harinya.Â
Serangan itu diluncurkan dengan tembakan senapan mesin ringan. Sebuah serangan karabin diikuti. Serangan di Ambarawa semakin intensif. Tentara Keamanan Rakyat berpatroli di jalan Ambarawa-Semarang selama 1,5 jam.Â
Penyerangan di Ambarawa dipimpin langsung oleh Kolonel Sudirman. Strategi yang digunakan adalah pengepungan berlapis (supit urang) oleh kedua belah pihak.
Akhir Perlawanan dan Dampak Pertempuran Ambarawa
Berdasarkan kronologi di atas, terjadi beberapa dampak pertempuran Ambarawa, seperti berikut ini:
1. Dampak Positif Pertempuran Ambarawa
Dampak Pertempuran Ambarawa yang positif adalah kekalahan Sekutu membuat pihak Belanda menjadi lemah, semakin memperlemah posisinya di wilayah Indonesia
Pasukan Indonesia dan pejuang rakyat juga berhasil mendorong Sekutu dan NICA kembali ke Semarang dan merebut kembali wilayah kedaulatan Indonesia
Sekutu dipukul mundur di Semarang dan meninggalkan posisinya di Ambarawa
Keberhasilan Pertempuran Ambarawa menyulut semangat juang di wilayah lain di Indonesia
Pertempuran Ambarawa berhasil membangkitkan kemauan rakyat untuk bekerja sama dan meningkatkan semangat nasionalisme dalam mempertahankan NKRI
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!