Pada pakaian adat Bali untuk pengantin, dibutuhkan banyak sekali corak kain wastra atau kamen yang dililitkan pada bagian tubuh. Identitas kebangsawanan juga akan terlihat dari kain prada atau keemasan yang melilit mulai dari bahu sampai kepada mata kaki.
Riasan Payas Agung Untuk Wanita
Untuk wanita, Payas Agung terdiri dari atasan dan juga bawahan dengan warna yang mencolok khas Bali. Atasannya disebut dengan angkin prada yang dilengkapi dengan selendang yang disampirkan di bahu.
Untuk tatanan rambutnya adalah sanggul yang dihiasi oleh mahkota berbahan emas. Di atas panggul diletakkan hiasan bunga cempaka kuning, cempaka putih, serta kenanga yang disusun dengan sangat tinggi. Ketiga bunga ini melambangkan Tri Mukti. Posisinya yang tinggi melambangkan kedudukan Tuhan yang tinggi.
Ketiga bunga tersebut adalah simbol dari tiga dewa pada kepercayaan Hindu. Cempaka kuning adalah lambang Dewa Brahma, cempaka putih adalah lambang Dewa Siwa, dan kenanga merupakan lambang Dewa Wisnu.
Perhiasan yang digunakan saat mengenakan Payas Agung adalah gelang kelana, petitis, bading, puspa lembo,dan sebagainya.
Payas Agung Untuk Pria
Pada kaum pria, pakaian adat bali yang dikenalan adalah kamben, kampuh, serta umpal yang bermotif keemas an. Sama seperti pada perempuan, bagian kepala juga dihias, tetapi menggunakan hiasan destar atau udeng yang terbuat dari kain khas daerah Bali.
Untuk melengkapi penampilan, para pria Bali membawa sebuah keris yang dihiasi dengan batu mulia. Selain untuk memberikan sebuah kesan yang mewah, keris ini juga menunjukkan sebuah kekuatan.
Aksesoris lainnya yang digunakan adalah gelang kana, subeng, gelang naga satu, serta badong.
Itulah penjelasan tentang pakaian adat Bali yang digunakan pengantin dalam pernikahan adat Bali. Semoga penjelasan ini dapat membawa wawasan tentang pakaian adat dalam tradisi pernikahan di Indonesia.