Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal 3 Makanan Khas Sunda yang Bikin Ketagihan dengan Sejarah-Nya!

16 September 2022   10:00 Diperbarui: 16 September 2022   10:49 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: asianfoodnetwork

Berpetualang dengan kuliner di Sunda, tak lengkap rasanya kalau tidak mengenal makanan khas Sunda beserta dengan sejarah dari makanan tersebut. pada level tertentu, mengetahui tentang sejarah dari makanan apa yang kita makan, bisa memberikan dampak tersendiri bagi kita yang menikmatinya.

Semacam ada rasa nostalgia dan imajinasi tentang bagaimana makanan tersebut telah melampaui sejarahnya, bahkan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Untuk itu, artikel ini akan membahas beberapa makanan khas Sunda beserta dengan sejarahnya yang tentunya bisa membuat kamu semakin tertarik dan antusias untuk mencoba makanan khas Sunda. Selain tradisi kuliner tradisionalnya, jangan lupa juga kalau sejarah yang membersamai munculnya makanan tersebut juga sebuah kekayaan sejarah yang perlu untuk kita jaga.

Nah, berikut ini ulasan macam-macam makanan khas Sunda disertai dengan sejarah dari makanan tersebut. simak informasinya sampai habis, ya!

Makanan Khas Sunda dan Sejarahnya

1. Lotek

Sumber: inibaru.id
Sumber: inibaru.id

Makanan khas Sunda yang pertama adalah lotek. Lotek ini dikenal juga sebagai pecel Sunda. Istilah tersebut terkenal karena hidangan lotek ini sangat mirip dengan salah satu makanan khas Jawa yaitu, pecel.

Persamaan dari kedua makanan tersebut terletak pada pengaplikasian sambal kacang yang ada di atas sayur-sayuran. Pada lotek, sayuran yang digunakan sudah direbus terlebih dahulu. Sayurannya juga beragam, seperti kembang kol, kangkung, kacang panjang, tauge, bayam, kacang kapri.

Setelah sayuran tersebut direbus, langkah selanjutnya adalah dicacah, barulah disiram menggunakan sambal kacang yang nikmat yang menjadi kunci kelezatan dari lotek.

Di Sunda, lotek ini identik dengan salad khas Sunda. Penyebutan ini tidak terlepas dari asal-usul makanan ini saat pertama kali terkenal dan siapa yang membuatnya pertama kali. Sejarah menceritakan bahwa, sekitar tahun 1970-an, ada seorang jurnalis asal Inggris yang bertugas di wilayah Parongpong Jawa Barat yang sedang merindukan makan salad.

Namun, saat itu salad belum ada di Sunda. Karena keinginan kuatnya, ia berinisiatif untuk membuat salad dengan bahan yang tersedia di Sunda saat itu. Nah, bahan-bahannya adalah bahan yang sama dengan lotek saat ini. setelah si pembuat ini mencobanya, ia baru tersadar kalau salad Sunda yang ia buat tak kalah lezat dengan salad yang sebenarnya.

Tahukah kamu, kalau lotek berasal dari kata "low tech" yang berarti teknologi tradisional. Istilah tersebut muncul dari jurnalis Inggris yang mengatakan bahwa salad tersebut dibuat dengan teknologi seadanya dengan bahan seadanya pula. Masyarakat sunda ketika itu kesulitan mengucapkan low tech, akhirnya terkenal dengan pengucapan lotek.

2. Bakakak Hayam

Sumber: asianfoodnetwork
Sumber: asianfoodnetwork

Bakakak hayam bukan hanya makanan yang mengandung nilai sejarah, tetapi juga memiliki sakralitas yang tinggi. Karena alasan tersebut pula, resep makanan Sunda bakakak hayam ini masih tetap sama tanpa perubahan dari dulu hingga sekarang.

Bakakak hayam menjadi hidangan wajib saat upacara adat, pesta pernikahan yang mengusung adat Sunda, hingga acara sunatan. Setelah melewati ritual, bakakak hayam menjadi menu santapan untuk beberapa orang dalam satu wadah. Selain bisa merekatkan hubungan sosial antar masyarakat, makan bakakak hayam juga mengandung keberkahan dan keberuntungan.

Popularitas bakakak hayam si Sunda tidak terlepas dari kondisi masyarakat Sunda yang dominan memelihara ayam kampung. Selain menunjang perekonomian, masyarakat setempat juga percaya bahwa ayam jantan adalah hewan penolak bala dan gangguan leluhur.

Sampai saat ini, bakakak hayam menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dalam catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sejak tahun 2010.

3. Empal Gepuk Daging Sapi

Sumber: bango.co.id
Sumber: bango.co.id

Makanan khas Sunda yang memiliki nilai sejarah serta unik yang selanjutnya adalah empal gepuk daging sapi. Sesuai dengan namanya, sudah bisa dilihat bahwa hidangan yang satu ini terkesan elite dan juga borjuis.

Demikian pada masa lampau, empal gepuk daging sapi ini dikenal sebagai sajian dalam suatu pertemuan para birokrat dan petinggi pemerintahan. Keunikan utama dari makanan ini adalah rempah khas Sundanya yang sangat melekat pada citarasanya.

Cara mengolahnya adalah dengan mengiris daging sapi tipis-tipis, kemudian digepuk sampai pipih kemudian mendapatkan lumuran bumbu yang kaya akan rempah. Kemudian, daging diungkep dengan bumbu tersebut dalam waktu tertentu sampai bumbu benar-benar meresap sampai ke serat daging tersebut.

Usut punya usut, empal gepuk kini tidak hanya berupa sajian daging sapi saja. Tetapi juga ada gepuk kambing, ayam, sampai tempe juga sudah banyak tersedia di rumah makan atau restoran makanan khas Sunda.

Menu-menu makanan khas Sunda tak pernah kehilangan eksistensinya seiring dengan perkembangan zaman. Bahkan, di tengah arus globalisasi makanan, hidangan makanan khas Sunda ini tidak tersisih dan tidak kekurangan peminat. Saat menikmati makanan khas Sunda, selain memanjakan lidah dengan cita rasa lokal, kita juga turut berkontribusi dalam melestarikan warisan kuliner negeri Indonesia.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun