Kasus korupsi terbesar yang selanjutnya terjadi di Nigeria. Sani Abacha merupakan seorang perwira sekaligus diktator tentara Nigeria yang menjabat sebagai presiden Nigeria sejak tahun 1993 hingga kematiannya tahun 1998.
Pemerintahannya ini diselimuti dengan tuduhan korupsi, meski keparahannya baru disorot setelah ia meninggal. Ia ternyata melakukan korupsi sebanyak US$3 miliar dan US$ 5 miliar dari uang publik.
Departemen Kehakiman AS di tahun 2014 mengungkapkan bahwa mereka membekukan lebih dari US$458 juta dana terlarang yang disembunyikan Abacha. Selama bertahun-tahun, Nigeria berjuang dalam memulihkan uang yang dicurinya.
Venezuela
Kurang dari 20 tahun yang lalu, Venezuela merupakan negara terkaya di Amerika Selatan. Namun sekarang, negara ini malah menghadapi salah satu krisis politik dan kemanusiaan terburuk di negaranya itu, yang merupakan dampak korupsi di dalamnya.
Penjarahan terhadap perusahaan minyak milik negara, PDVSA, menjadi contoh dari korupsi yang meluas pada tingkat tertinggi pemerintahan.
Melalui bantuan dari bank-bank Eropa dan AS, sekelompok mantan pejabat Venezuela diduga melakukan korupsi dengan menyedot uang sebesar US$1,2 miliar dari PDVSA ke AS, mengeksploitasi sistem pertukaran mata uang yang rumit di negara itu.
Para pejabatnya juga diketahui membeli Bolivar Venezuela di pasar gelap, selain itu juga ada dugaan praktik pencucian uang.
Spanyol
Contoh kasus korupsi terbesar selanjutnya yaitu terjadi di Spanyol. Selama 10 tahun terakhir, kasus Gurtel sudah berkembang menjadi skandal korupsi terbesar dalam sejarah demokrasi di Spanyol. Di pusat, skema kompleks menyalurkan sumbangan gelap serta suap kepada partai yang sedang berkuasa saat itu, dengan memberikan imbalan kontrak pemerintah yang dicurangi.
Gurtel akhirnya menerima hukuman penjara selama 51 tahun, sementara bendahara mantan presiden Mariano Rajoy didenda hampir US$450 juta.
Lebanon
Uang yang kotor, terkadang menyebabkan sebuah kota juga ikut kotor. Sejak tahun 2015, Lebanon mengalami krisis sampah yang membuat jalanan serta pantai ditutupi banyak kantong sampah, bau busuk, serta kontaminasi air.Â
Ancaman terhadap kesehatan masyarakat ini muncul saat perusahaan pembuang limbah buatan utama Beirut dan Sukulen berhenti melakukan kegiatan mengumpulkan sampah.