1. Penghasilan kurang mencukupi
Penghasilan dari seorang pegawai dari sebuah pekerjaan tertentu seharusnya mampu memenuhi atau sejalan dengan kebutuhan hidup yang wajar. Jika tidak, maka seseorang tersebut bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan berbagai cara.Â
Salah satunya bisa dengan melakukan korupsi, jika terdapat peluang. Korupsi yang dilakukan baik korupsi waktu, tenaga, pikiran, maupun uang untuk hal-hal di luar pekerjaan yang seharusnya.
2. Kebutuhan hidup mendesak
Situasi yang terkait dengan ekonomi, bisa membuka celah ruang bagi seseorang untuk menempuh jalan pintas yang baik maupun yang buruk. Salah satu jalan pintas terburuk yang ia lakukan adalah korupsi, tanpa memikirkan dampak korupsi yang ia perbuat.
3. Muncul sifat selalu merasa kurang
Tindak pidana korupsi bisa terjadi karena adanya wewenang. Wewenang biasanya disertai dengan hak pemegang wewenang tersebut. namun, jika seseorang mempunyai sifat yang selalu merasa kurang, maka bisa memunculkan rasa serakah atau rakus.
Selalu merasa ingin lebih itulah yang dituruti oleh para pelaku korupsi, sehingga ia memilih jalan untuk menuntaskannya dengan korupsi. Dampak korupsi merugikan hak banyak pihak demi kepentingan pribadi.
4. Gaya hidup konsumtif
Kehidupan di kota besar seringkali mendorong seseorang untuk melakukan gaya hidup yang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif inilah yang bisa berisiko membuka celah korupsi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang sesuai.
Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi
1. Kurangnya sistem akuntabilitas
Sistem akuntabilitas yang tidak memadai, visi-misi dan tujuan serta sasaran perlu ditetapkan dengan jelas. Kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki juga berisiko untuk memicu situasi organisasi kondusif untuk mendukung praktik korupsi.
2. Kurangnya keteladanan pemimpin
Posisi pimpinan dalam sebuah lembaga berpengaruh penting bagi setiap anggotanya. Jika seorang pemimpin melakukan tindakan korupsi, maka besar kemungkinannya anggotanya pun turut mengambil langkah yang sama.
3. Lemahnya sistem pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen menjadi salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin lemah pengendalian manajemen, maka semakin terbuka pula peluang dalam tindakan korupsi para anggotanya.
Itulah beberapa faktor yang membuat seseorang bisa melakukan tindakan korupsi tanpa memikirkan dampak korupsi yang akan terjadi. Bagaimanapun keadaannya, tindakan korupsi tidak akan bisa dibenarkan. Yuk, hindari praktik korupsi.