Pada tingkat inilah Abraham Maslow memberikan pendapatnya tentang mengapa individu mencari cinta. Abraham Maslow menjelaskan latar belakang aspek ini didasarkan pada kesendirian, kesepian, depresi, stres dan kecemasan yang berlebihan.Â
Ada dua jenis cinta yang dimiliki individu, yakni D-love atau kekurangan (Deficiency) dan B-love atau kehadiran (Being).Â
Kebutuhan ini juga mencakup pertemanan, berkeluarga, berinteraksi dengan kelompok, beradaptasi dengan lingkungan, dan berpartisipasi dalam masyarakat.Â
Seperti kebutuhan sebelumnya, kebutuhan tingkat ketiga ini dapat dicapai ketika kebutuhan tingkat sebelumnya berhasil dipenuhi.
4. Kebutuhan Memperoleh Penghargaan atau Pengakuan
Selanjutnya ada jenis kebutuhan penghargaan. Yang dimaksud pada tingkat kebutuhan ini belum tentu penghargaan berupa piala atau hadiah. Arti kata penghargaan dalam konteks ini adalah harga diri.Â
Dalam praktiknya, semua orang berhak mendapatkan harga diri. Harga diri ini sebenarnya bisa datang dari diri sendiri atau pun datang dari orang lain.Â
Ketika kebutuhan terpenuhi pada tingkat ini, kebutuhan untuk merasa dihormati dan dipercaya oleh orang lain dan untuk menstabilkan diri sendiri secara otomatis muncul.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan ini adalah tentang kelas, gelar dan pekerjaan. Rasa percaya diri seseorang secara otomatis melonjak setelah mereka berhasil mencapainya.Â
Rasa percaya diri yang tinggi tentunya mempengaruhi peran sosial seseorang. Di sisi lain, ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, itu memiliki konsekuensi serius seperti depresi, kecemasan, stres, kepercayaan diri yang rendah, perasaan rendah diri dan ketidakberdayaan.
5. Kebutuhan akan Realisasi atau AKtualisasi Diri
Jenis hierarki kebutuhan tertinggi adalah keinginan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan ini dapat terpenuhi ketika seseorang berhasil memenuhi empat kebutuhan sebelumnya.Â
Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai bentuk aktual yang mencerminkan keinginan dan keinginan individu terhadap dirinya sendiri.Â