Konferensi Meja Bundar
Lalu, kapan kemerdekaan Indonesia benar-benar diakui? Belanda akhirnya mau mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949. Dilaporkan bahwa lebih dari 300.000 orang Indonesia dan 6.000 di pihak Belanda tewas dalam perang.Â
Ada dua invasi militer Belanda, yang dikenal sebagai Invasi Militer I dan Invasi Militer II. Tujuannya jelas yani untuk mengembalikan Indonesia jajahan Belanda. Belanda menolak menyebut konflik itu sebagai "perang kolonial". Mereka tidak mau mengakui bahwa konflik saat ini melibatkan dua negara.Â
Sebaliknya, Belanda menyebut pengerahan pasukan ke Indonesia sebagai "aksi polisi". Alih-alih menggambarkan situasi ini sebagai konflik antara dua negara, Belanda justru melihat ini sebagai masalah internal Belanda.Â
Pertarungan itu tidak hanya melibatkan senjata dan bambu runcing, tetapi juga perang di atas meja perundingan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan kedaulatan dari Belanda. Perjanjian Linggarjati, Renville dan diakhiri dengan Roem van Roijen, perundingan akhirnya mencapai puncaknya dengan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Berita itu diterima dengan senang hati. Surat kabar Australia The Canberra Times juga menggambarkan suasana di Indonesia dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 28 Desember 1949, "Indonesia membuka babak baru sebagai negara berdaulat".Â
Pita Putih dimainkan dari Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan hingga Timor. Belanda akhirnya menutup lembaran terakhir dalam kisah lebih dari 300 tahun penjajahan nusantara. Telah terjadi tiga kali penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia.Â
Yang pertama terjadi di Amsterdam, lebih tepatnya di Paleis op des Dames. Wakil Presiden dan Perdana Menteri Mohammad Hatta memimpin delegasi Indonesia ke Pertemuan Meja Bundar (KMB).Â
Nah itulah alasan kenapa masih ada pertempuran setelah kemerdekaan sampai akhirnya Indonesia benar-benar diakui kedaulatannya sebagai negara merdeka. Hal ini menunjukan bahwa negara Indonesia telah menempuh sejarah panjang dalam mencapai kemerdekaannya.Â
Penulis: Lala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H