Motif Prada menggambarkan sebuah kekayaan alam Papua, terutama tambang emasnya yang sangat melimpah di Gunung Grasberg.
Motif Totem menggambarkan para leluhur masyarakat Papua yang harus dihormati.
Batik Papua mulai berkembang sekitar tahun 1985an dan motif yang berkembang merupakan perpaduan dari dua kebudayaan antara Papua dengan Pekalongan. Batik Pekalongan dipadukan dengan motif ragam hias Papua yang kaya akan keanekaragamannya.
Batik papua hasil dari perpaduan antara dua kebudayaan ini dikenal dengan julukan Batik Port Numbay.
2. Ragam Hias Bali
Bali mempunyai ragam hias yang sangat beragam. Biasanya, ragam hias Bali pinggiran menggunakan motif hewan. Berikut ini adalah motif ragam hias flora yang berasal dari daerah Bali.
Motif batik Buketan berupa tanaman bunga yang tersusun sepanjang kain dengan berbagai hiasan tambahan kupu-kupu, bangau, burung hong, serta sulur-suluran yang mampu menambah keindahan.
Motif Merak Abyorhokokai menggambarkan keindahan dari burung merak sebagai poros corak utama dari kain dan dihiasi dengan kelopak yang menyerupai bunga sakura.
Motif Singa Barong menggambarkan seekor binatang yang tak nyata, namun ditemukan dalam kehidupan nyata. Keajaiban wujud singa tersebut bisa dilihat dari berbagai unsur yang merupakan gabungan dari singa dan macan.
Motif Pisan menggambarkan suatu doa, harapan, serta keselamatan. Biasanya diberikan kepada kekasih yang akan pergi jauh, dengan harapan bisa kembali selamat.
Motif ragam hias flora Bali melambangkan adanya keindahan alam yang menginspirasi masyarakat Bali. Motif batik Bali ini sangat ditentukan berdasarkan kreativitas para senimannya yang begitu kuat.
3. Ragam Hias Kalimantan
Ragam hias Kalimantan menampakkan adanya keteraturan dan ketertiban. Ragam hias Kalimantan biasanya menggunakan motif abstrak dan geometris. Tapi, ada juga ragam hias flora. Istimewanya ragam hias ini, makna dari ragam hias ini memiliki arti dan nilai kehidupan. Berikut ini adalah motif dari ragam hias Kalimantan.