Setiap orang tua mempunyai cara pola asuh yang berbeda-beda untuk buah hati tercintanya. Namun, kalau pola asuh itu membawa banyak hal yang negatif bagi anak, maka harus dipikirkan kembali pola asuh yang gunakan.
Kamu pernah mendengar istilah strict parents? Saat ini banyak sekali konten di sosial media menggunakan Point of View dari anak yang berasal dari pola asuh yang strict parents. Sebetulnya, secara singkat strict parents adalah mengacu kepada orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter bagi sang anak.
Kebanyakan dari konten yang ada, biasanya sang anak menceritakan kalau mereka berasal dari orang tua yang strict parents sulit untuk mendapatkan izin kedua orang tuanya saat ingin melakukan kegiatan atau bahkan hal yang sangat mereka inginkan.
Jika diperhatikan, tipikal strict parents ini tipe orang tua yang mempunyai ekspektasi tinggi pada sang anak. Kadang, mereka terlalu banyak menuntut tetapi tidak sedikit pun memberikan feedback atau perhatian kepada anaknya.
Padahal, jika orang tua memaksakan sebuah standar atau tuntutan yang tinggi namun disertai dengan adanya dukungan serta kasih sayang, maka hal ini bisa membuat sang anak merasa termotivasi.
Namun, kalau sebaliknya, saat orang tua hanya menuntut secara paksa kepada anaknya tanpa ada perhatian seperti yang disebutkan di atas, maka akan membuat anak menjadi mengalami kesulitan dalam berkembang.
Strict parents juga cenderung memberikan hukuman pada anak dengan keras jika keinginan atau harapan dari orang tuanya tidak terpenuhi.
Penasaran nggak sih kenapa orang tua menjadi strict parents? Dari pada bertanya-tanya, berikut penjelasan alasan yang menjadikan orang tua strict parents.
Alasan Orang Tua Menjadi Strict Parents
1. Adanya pengalaman di masa lalu
Strict parents merupakan orang tua yang menerapkan pola asuh yang otoriter, di mana mereka menuntut sesuatu yang tinggi tetapi respon orang tua terhadap anaknya cenderung rendah. Pola asuh yang seperti ini yang cenderung membentuk jadi strict parents.
Uniknya, terdapat studi pada Child Maltreatment tahun 2012 yang menyatakan kalau orang tua yang saat kecilnya diasuh dengan pola asuh yang otoriter, maka kemungkinan besar ia akan mengulanginya di kemudian hari kepada anaknya kelak. Karena, mereka menganggap kalau pola asuh yang sama adalah sebuah cara yang tepat dalam mendidik anak mereka.