Kamu sering merasa gegabah dalam mengambil keputusan? Tepat sekali, terkadang kita merasa tidak fokus dan konsentrasi karena beberapa tekanan dan masalah. Termasuk merasa cemas atau gelisah tentang Masa depan. Kamu mungkin butuh bacaan tentang mindfulness yang akan melatih kamu lebih tenang menghadapinya.Â
Rekomendasi buku tentang mindfulness yang cocok untuk dipraktekkan adalah Mindfulness For Success yang ditulis oleh Tim Wesfix. Buku ini memberi pengantar dan panduan yang praktis sekaligus komprehensif tentang mindfulness yang mungkin sulit dilakukan sebagian orang. Simak review buku Mindfulness For Success berikut ini:
Informasi Buku
Judul: Mindfulness For Success
Penulis: Tim Wesfix
Tahun Terbit: 22 Mei 2017
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
Bahasa: Indonesia
Jumlah Halaman: 200
Buku Mindfulness for Success sukses berbagi praktik daily (mindful) habit untuk membentuk konsep penting, yakni mencintai diri sendiri. Terutama beradaptasi dan bertahan di lingkungan kita saat ini yang mungkin jadi sumber masalah dan tekanan dalam hidup kita.
Dalam buku ini, pembaca akan memperoleh pengetahuan penting tentang memahami tujuan mindfulness dan cara melakukannya. Melatih kesadaran tentu bukan hal yang mudah, namun hal tersebut masih sangat bisa diusahakan.Â
Review Buku Mindfulness For Sukses
Termasuk melakukan konsep mindfulness secara perlahan dan berkomitmen saat melakukannya. Berdasarkan review buku mindfulness ini, pembaca akan dilatih untuk melakukan hal berikut ini agar kamu dapat mengatasi diri sendiri:Â
1. Bernapas dengan Sadar
Setiap hari, kita melakukan semua aktivitas, dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. Namun, tidak ada rencana untuk "bernafas" sekali. Pastikan dalam napas kamu bahwa esensi kehidupan adalah bentuk yang paling sederhana dan paling esensial. Dibutuhkan 5-10 menit untuk bernapas secara berirama. Misalnya, tarik nafas  3 kali dan buang nafas  3 kali.Â
2. Berjalan dengan Tenang
Seperti bernapas, kamu mungkin berjalan dengan ringan. Orang tidak menghabiskan hari tanpa berjalan. Seringkali kita mengembara, marah, dan bahkan pergi dengan kekosongan di kepala kita. Jika kamu memiliki kesempatan, pergilah perlahan. Rasakan goyangan tangan, sesuaikan gerak kaki dan sinkronkan dengan ritme pernapasan kamu. Tenang, serap dan terima kasih untuk hari ini.Â
3. Coba Mengamati Tangan
Mengamati perhatian penuh secara mindfulness mengajarkan kamu untuk memperhatikan apa yang tampaknya berlalu karena itu sangat normal. Tangan kamu akan selalu bertindak otomatis berdasarkan insting.Â
Di sisi lain, seseorang yang terkena stroke di tangannya harus mati-matian memindahkannya. Ini adalah cara yang baik untuk berlatih mengamati dan menghargai pekerjaan kedua tangan ini.Â
 4. Makan dengan TenangÂ
Orang pertama makan dengan serius dan menikmatinya tanpa aktivitas lain. Orang kedua makan sambil membalas pesan dan browsing media sosial. Harus jelas bahwa  ada sejuta kebaikan di balik makanan. Mulai sekarang, harap tenang dan nikmati setiap gigitan.Â
5. Puasa Media
Review buku mindfulness pasti membahas tentang bagaimana seharusnya berkomunikasi. Termasuk berkomunikasi secara online yang saat ini lebih banyak kita alami. Memasang emoji smiley di percakapan Facebook berbeda dengan tertawa atau berteriak bersama teman sambil minum di kedai kopi.Â
Kamu harus sadar bahwa interaksi nyata ada di dunia nyata. Matikan telepon kamu selama beberapa jam sehari. Nikmati aktivitas di dunia nyata tanpa terganggu oleh hal-hal di dunia maya.Â
6. Mendengarkan SekitarÂ
Belakangan ini masyarakat tertarik dengan gadget, seperti membaca berita elektronik, mengecek media sosial, dan menghubungkan headphone untuk mendengarkan musik. Disadari atau tidak, orang-orang di dekat kita jauh dan acuh tak acuh terhadap dunia di sekitar kita. Beristirahatlah dari aktivitas Anda saat ini dan kemudian dengarkan semua yang ada di sekitar Anda.Â
7. Lihatlah SekelilingÂ
Sama seperti mendengar, berhentilah sejenak dan perhatikan sekeliling kamu. Hanya sedikit orang yang mengambil kesempatan ini. Oleh karena itu, tidak heran jika masyarakat saat ini rentan terhadap empati dan mudah terprovokasi.Â
8. Menunggu dengan TenangÂ
Perhatian penuh dapat dipraktikkan kapan saja, di mana  saja. Berdiam diri saat menunggu atau mengantre. Luangkan waktu untuk mendengarkan dan melihat-lihat.Â
9. Berterima kasih kepada seseorangÂ
Setiap hari berlalu dengan baik. Ojek online yang mengantar kamu ke kantor, penjual makanan yang menyajikan makanan, rekan kerja yang kolaboratif di tempat kerja, dan banyak lagi.Â
Semuanya "kolusi" untuk membuat harimu, namun tidak semua orang benar-benar menyadarinya. Mindfulness mengajarkan berterima kasih  kepada orang-orang di sekitarmu dan menyadari peran dan kontribusi mereka.Â
10. Periksa BatinÂ
Filsuf Yunani Socrates menyatakan bahwa "kehidupan yang tidak dipelajari bukanlah kehidupan yang layak untuk dijalani." Kamu dapat belajar tentang kehidupan dengan memeriksa pikiranmu sendiri selama 10 menit.Â
Ingat apa  yang  kamu lakukan hari ini, apa yang dilakukan sekarang, dan apa yang ingin kamu  lakukan.  Pemeriksaan internal idealnya dilakukan setiap hari. Di akhir minggu, lakukan pemeriksaan psikologis selama akhir pekan dan rangkum apa yang terjadi selama 7 hari.
11. Ubah KebiasaanÂ
Perhatian penuh mendorong perhatian pada detail kebiasaan kita. Coba ubah kebiasaan sepele seperti menyikat gigi dengan tangan kiri dan menggunakan jam tangan dengan tangan kanan. Mengubah kebiasaan kamu dengan memberi kesempatan untuk menjadi lebih sadar akan aktivitas yang dilakukan.Â
12. MeditasiÂ
Review buku mindfulness pasti tidak pernah melewatkan meditas. Meditasi tidak dapat dipisahkan dari konsep mindfulness. Jika  kamu masih terbiasa, coba 30-60 menit. Lakukan dalam posisi yang paling nyaman dan  tahan lama.Â
Mulailah dengan menghirup dan menghembuskan napas secara perlahan. Memungkinkan pikiran untuk fokus pada pernapasan. Ada banyak panduan meditasi sederhana dan mudah dipahami di YouTube, podcast, dan Instagram.
Berdasarkan review buku Mindfulness For Success di atas, buku ini cocok untuk para profesional di dunia kerja atau anak-anak muda. Pada dasarnya setiap orang memiliki masalah dan tekanannya masing-masing, namun kita bisa mengupayakan mindfulness. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H