Hal yang menarik yang ditemukan pada kajian sistematis tersebut adalah studi yang mengharuskan pengumpulan jurnal untuk dianalisis memiliki efektivitas yang lebih rendah daripada studi yang tidak melakukan analisis isi jurnal. Hal ini mengimplikasikan bahwa dengan adanya analisis jurnal yang ditulis, subjek penelitian menjadi lebih tertutup dan tidak jujur akan perasaannya sehingga rasa cemas pun tidak tersalurkan. Oleh karena itu, journaling yang efektif dalam menurunkan rasa cemas adalah journaling yang terbuka dan jujur.
Rekomendasi Journaling sebagai "Healing" Berbasis Bukti Kedokteran
Berdasarkan bukti kedokteran tertinggi, yaitu kajian sistematis dan meta-analisis, journaling terbukti dapat menurunkan rasa cemas. Bila mengikuti hasil kajian sistematis tersebut, journaling yang efektif dapat dilakukan setiap hari selama 15-20 menit dengan terbuka dan jujur.Â
Karena belum banyaknya studi yang membandingkan jenis journaling yang lebih efektif, kita bisa mengombinasikan expressive journaling dan gratitude journaling karena merupakan kegiatan yang tidak berisiko dan murah.Â
Kombinasi tersebut akan menjadi efektif karena kita dapat menyalurkan perasaan kita serta memerhatikan hal-hal positif dalam hidup. Langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan gratitude journaling setiap paginya sehingga kita akan menjadi lebih positif dalam melakukan kegiatan pada hari tersebut dan melakukan expressive journaling setiap malam untuk menuangkan berbagai perasaan yang kita alami pada hari tersebut.Â
Motivasi dan Pengalaman Penulis
Journaling merupakan kegiatan yang sudah saya lakukan sejak saya berada di bangku SMA hingga saat ini. Dengan melakukan hal tersebut, saya merasa saya menjadi orang yang lebih menikmati hidup. Namun, sebagai mahasiswa kedokteran, saya pun penasaran akan bukti sebenarnya dan ingin mengetahui lebih mendalam akan journaling yang lebih efektif, terutama dalam mengatasi rasa cemas.Â
Tentunya, saya tidak ingin informasi yang saya dapat hanya bermanfaat bagi saya sehingga tulisan ini dibuat. Sayangnya, saat saya mencari bukti kedokteran pada tingkat tertinggi (kajian sistematis), hanya ada satu yang terbit selama ini. Walaupun demikian, semoga tulisan ini dapat membuka pikiran para pembaca dan termotivasi untuk memulai journaling. Jangan sungkan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman, ya! Semoga bermanfaat!
Salam sehat,
Grady Krisandi
Referensi:
1. Sohal M, Singh P, Dhillon BS, Gill HS. Efficacy of journaling in the management of mental illness: a systematic review and meta-analysis. Fam Med Community Health. 2022;10(1):e001154.
2. Remes O, Brayne C, van der Linde R, Lafortune L. Efficacy of journaling in the management of mental illness: a systematic review and meta-analysis. Brain Behav. 2016 Jul;6(7):e00497.