Era Digitalisasi Pemicu Rasa Cemas
Di era digitalisasi saat ini, perubahan terjadi dengan sangat cepat sehingga mendorong individu untuk beradaptasi dengan sangat cepat. Tentunya, dengan perubahan yang begitu cepat, terdapat banyak ketidakpastian dan sulit memprediksi akan apa perubahannya, kapan terjadi perubahannya, dan bagaimana perubahan tersebut akan terjadi.
Sebuah studi di Jerman menemukan bahwa ketidakpastian dan tekanan untuk beradaptasi dengan cepat dapat menimbulkan rasa cemas. Karena hal tersebut, generasi Z saat ini yang hidup di era digitalisasi sangat rentan akan timbulnya rasa cemas pada dirinya.
Dengan demikian, generasi Z harus mengetahui cara mencegah dan mengatasi rasa cemas yang dapat timbul pada dirinya kapanpun dan di manapun. Salah satu metode yang mungkin sudah sering didengar adalah journaling untuk mengatasi rasa cemas.
Journaling: Metode "Healing" Generasi Z
Journaling mungkin sudah tidak asing bagi generasi Z dan dianggap sebagai metode healing bagi beberapa orang. Journaling sendiri merupakan kegiatan mencatat kegiatan serta perasaan yang dirasakan.
Sebenarnya, journaling sudah diterapkan sebagai metode psikoterapi dan beberapa bentuknya mencakup expressive journaling dan gratitude journaling. Expressive journaling, seperti namanya, merupakan metode journaling yang berfokus pada pikiran dan perasaan yang sedang atau telah dialami.
Di lain hal, gratitude journaling, merupakan metode journaling yang berfokus pada aspek positif kehidupan. Namun, sebenarnya, seberapa efektifkah melakukan journaling dalam mengurangi kecemasan berdasarkan bukti kedokteran yang ada saat ini?
Bukti Kedokteran Efektivitas Journaling dalam Mengurangi Rasa Cemas
Banyaknya studi yang meneliti efektivitas journaling dalam mengurangi rasa cemas sudah banyak dilakukan. Namun, bukti studi yang tersebar akan menyulitkan penarikan kesimpulan. Pada Maret lalu, sebuah kajian sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh Sohal M, dkk berjudul "Efficacy of journaling in the management of mental illness: a systematic review and meta-analysis" di jurnal Family Medicine and Community Health telah terbit.
Hal ini membantu dalam memperkuat bukti yang ada karena kajian sistematis dan meta-analisis merupakan bukti tertinggi dalam dunia kedokteran dan merupakan analisis dari seluruh studi yang ada sehingga membantu klinisi/dokter menarik kesimpulan dalam hal yang ingin diketahui.
Berbagai studi yang diinklusikan dalam kajian sistematis tersebut mencakup studi-studi yang melakukan journaling dengan kisaran sebanyak 2-4 hari berturut-turut selama 15-20 menit setiap harinya. Berdasarkan hasil kajian sistematis tersebut, studi menunjukkan bahwa journaling dapat menurunkan rasa cemas sebanyak 9%.
Sayangnya, hanya ada satu studi yang meneliti efektivitas gratitude journaling terhadap rasa cemas sehingga belum dapat menarik kesimpulan jenis journaling yang efektif. Namun, bila ditinjau secara keseluruhan, baik expressive atau gratitude journaling memiliki dampak yang moderat dalam menurunkan rasa cemas.