Mengapa Pungky?
Karena Pungky, dengan segala pencapaian dan prestasinya, tetap rendah hati dan tak pernah melupakan orang lain yang membantunya. Berapa dari kita yang ketika mengecap manisnya pencapaian masih ingat untuk mensyukuri keberadaan asisten rumah tangga? Mungkin hanya segelintir orang, dan Pungky ialah salah satunya. Dengan rendah hati Pungky menyadari, apa yang ia raih tak lepas dari peran serta dan bantuan dari Bu Asanah. Pungky tak pernah sok menjadi ibu hebat -yang 24/7 selalu ada di samping anak-, ia mengakui Bu Asanah berjasa banyak dalam pengasuhan Jiwo. Berapa banyak dari kita yang mensyukuri keberadaan asisten tumah tangga sampai mendedikasikan tulisan khusus untuknya? Pungky salah satunya. Simak untaian kata manis dan terima kasihnya untuk Bu Asanah di Berkeluarga dengan Pembantu Rumah Tangga.
Sampai pada titik ini, sepertinya saya tak berlebihan jika saya menyebut Pungky tahu betul bagaimana menghargai orang lain. Orang-orang yang ada di belakangnya. Orang-orang yang mendukung tiap langkahnya. Buat saya, Pungky selalu memanusiakan manusia.
[caption id="attachment_418439" align="aligncenter" width="300" caption="Pungky, Jiwo, dan Bu Asanah"]
Mengapa Pungky?
Karena Pungky adalah perempuan yang tidak menaruh batasan terhadap dirinya sendiri. Satu mimpi terkejar, maka ia akan mengejar mimpi lain. Tak ada istilah ‘mimpi yang ketinggian’ untuk Pungky, karena ia percaya Gusti pasti memampukan. Hingga pada suatu hari, lahirlah mimpi lain yang ia namai FAITH. Food Always In The Home.
Dan karena konsisten menjalankan mimpi ini, sebuah prestasi lagi-lagi didulang oleh Pungky.
Mengapa Pungky?
Karena Pungky tahu bahwa mimpi yang bermanfaat bagi orang lain tak pernah boleh padam apalagi mati. Oleh karena itu, kini ia sedang memfokuskan diri pada mimpi besarnya: proses cetakan kedua buku dongengnya Peri-Peri Bersayap Pelangi. Berhubung semua didanai mandiri, Pungky membuat sebuah gerakan bernama Gerakan Sayap Peri. Gerakan ini ia harapkan bisa memudahkan pencarian sponsor, donatur, dan dukungan dalam bentuk apa pun. Saya optimis, buku dongeng ini akan naik cetak lagi. Tidak hanya berhenti sampai di cetakan kedua. Akan ada yang ketiga, kelima, kesepuluh, dan seterusnya. Semuanya untuk satu mimpi: menghadirkan buku dongeng ke seluruh penjuru Indonesia. Semuanya lahir karena Pungky, tidak pernah takut dan lelah untuk punya mimpi.
***
Perempuan cantik Indonesia jelas tidak hanya dinilai dari fisiknya belaka. It takes so much more than that. Dari seorang Pungky, saya belajar tentang keteguhannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan mimpi yang lebih baik. Dari Pungky saya belajar untuk menyikapi tantangan dengan anggun dan berani, entah itu tantangan dari dirinya sendiri, keluarga, atau lingkungan sosial.
Hanya dalam 2 tahun saya mengenalnya, saya menyaksikan bahwa ia benar-benar bergerak maju ke depan.
Pungky tahu batasan. Ia tahu bagaimana hidupnya harus seimbang. Ia tahu bagaimana berdiri di tengah mimpi sosial, keluarga, dan pendidikan. Betapa blog Sujiwo menunjukkan ia tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu. Betapa Gerakan Sayap Peri menunjukkan ia hidup dengan rasa sosial yang tidak main-main. Betapa foto ini menunjukkan ia tetap menggarisbawahi pentingnya pendidikan karena perempuan lah yang menjadi pendidik dalam keluarga.
Jadi, sudah jelas kan, mengapa Pungky?
***
Sumber foto:
http://www.gerakansayapperi.com/
http://www.pungkyprayitno.com/