Mohon tunggu...
Grace Kristanto
Grace Kristanto Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Mother of a daughter with Congenital Rubella Syndrome. Founder of Rumah Ramah Rubella.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Cuci Tangan Pakai Sabun untuk Mencegah Infeksi TORCH

24 Desember 2014   11:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:34 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_385497" align="aligncenter" width="410" caption="Pamflet edukasi TORCH Rumah Ramah Rubella yang disediakan lengkap dalam satu seri (4 pamflet) dalam pameran bulan lalu"]

1419371203386899222
1419371203386899222
[/caption]

Bulan Maret lalu, Rumah Ramah Rubella membuat seminar perdana dengan tema Pengenalan TORCH. Seminar yang kami beri judul 'Yuk Kenali Ciri-Ciri Gangguan TORCH pada Anak' ini terbuka untuk umum dan gratis. Dengan harapan masyarakat luas juga mulai mengenal TORCH, bukan hanya kami-kami saja yang memang sudah terlanjur terinfeksi. Terselenggaranya seminar ini juga merupakan berkah jejaring dan dukungan dari RS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

[caption id="attachment_385495" align="aligncenter" width="300" caption="Saya ketika membuka seminar Pengenalan TORCH (dok. Fenny Ferawati)"]

1419369975159547286
1419369975159547286
[/caption]

[caption id="attachment_385496" align="aligncenter" width="384" caption="Pembicara seminar yang kompeten di bidangnya (dok. RS UGM)"]

14193701941631496943
14193701941631496943
[/caption]

Berikut bukti bahwa seminar pertama kami tersebut benar-benar terselenggara, berupa liputan oleh salah satu media online.

[caption id="attachment_385494" align="aligncenter" width="700" caption="Liputan seminar Rumah Ramah Rubella"]

1419367169386094669
1419367169386094669
[/caption]

Liputan lainnya bisa dibaca di sini, sini, sini, sini, sini, dan sini.

Apakah akan berhenti sampai di situ? Tentu tidak. Dari awal, kami merencanakan untuk membuat seminar berseri. Pengenalan TORCH yang sudah terlaksana hanya lah seri pertama saja. Kemudian, apakah sudah ada seminar seri selanjutnya? Belum. Sebagai komunitas yang masih belum genap 2 tahun dan belum memiliki bantuan donasi rutin, dana memang menjadi kendala di sini sehingga kami belum bisa membuat seminar seri berikutnya.

Jika Rumah Ramah Rubella dapat terlibat dalam Kampanye Unilever Indonesia Sehat, dana stimulan akan kami pergunakan untuk menyelenggarakan seminar seri kedua, yaitu dengan tema Pencegahan TORCH. Berikut gambaran mengenai seminar dan alokasi dana:


  1. Seminar Pencegahan TORCH diadakan di Yogyakarta, dengan berjejaring kembali dengan RS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang memang memiliki concern dalam mensejahterakan anak berkebutuhan khusus dan mencegah semakin banyaknya jumlah anak berkebutuhan khusus dalam fasilitas, program, dan agenda kegiatannya.
  2. Sesuai tema besarnya, maka dalam seminar ini Pencegahan akan menjadi fokus utama. Edukasi mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun sebagai cara yang paling mudah dan murah akan diperagakan dan dipraktikkan bersama-sama. Namun, tentu saja kami juga akan membahas cara pencegahan lain.
  3. Pada seminar pertama, target peserta kami adalah 150 orang dan puji syukur tercapai. Seminar Pencegahan TORCH ini akan menargetkan 150-200 peserta.
  4. Seperti yang sudah-sudah, kami juga akan mengundang wartawan untuk melakukan peliputan agar pesan dan informasi dalam seminar dapat semakin luas tersampaikan. Juga mengundang LSM, Dinas, dan tenaga kesehatan Puskesmas setempat.
  5. Dana akan dipakai untuk menyediakan snack, lunch (jika sampai jam makan siang), mencetak spanduk dan banner acara seminar, tanda apresiasi untuk para pembicara yang berkompeten di bidangnya, materi seminar (copy materi, note, alat tulis, goodie bag, dan sertifikat), mencetak lembar arsip (daftar peserta, form kritik dan saran, serta form pertanyaan untuk pembicara yang belum tersampaikan dalam sesi seminar), cocard panitia, dan dana tak terduga.
  6. Dana juga akan kami pakai untuk memperbanyak pamflet edukasi untuk dibagikan pada para peserta seminar dengan kertas AP 150 gram.
  7. Kami juga akan membuat desain baru khusus untuk gambar panduan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun yang benar untuk dicetak sebanyak peserta seminar. Gambar panduan tersebut akan kami anjurkan untuk ditempel di rumah masing-masing, di dekat wastafel atau kamar mandi sehingga seisi rumah ikut belajar dan terbiasa mencuci tangan dengan air dan sabun dengan benar. Harapannya di sini adalah pada akhirnya kebiasaan hidup sehat dapat dimulai, dibiasakan, dan diteruskan oleh seisi keluarga.
  8. Last but not least, seluruh dokumentasi baik materi foto, arsip daftar peserta, kritik dan saran yang telah diolah, materi seminar, pamflet edukasi TORCH, gambar panduan cuci tangan pakai sabun dengan teknik yang benar, dan video jalannya seminar akan kami kirimkan kepada Unilever sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.


Dampak gangguan kesehatan akibat infeksi TORCH bawaan, selain dapat menyebabkan anak memiliki kebutuhan khusus, juga dapat menyebabkan hal yang lebih serius lagi, yaitu meninggal dunia. Terutama jika dampak TORCH kongenital pada anak adalah kebocoran jantung dengan tipe yang serius dan trombositopenia (angka trombosit berada di bawah normal). Kalau saya tidak salah mengingat, dalam Rumah Ramah Rubella sudah ada 1 anak yang meninggal karena komplikasi kelainan jantung akibat Rubella dan CMV kongenital dan 2 anak yang berpulang karena trombositopenia akibat CMV kongenital. Mungkin angka dampak TORCH kongenital ini belum setinggi diare dan ISPA. Namun, bukan berarti hal ini layak dipandang sebelah mata. Apalagi jika memang bisa dicegah. Jika data RISKESDAS 2013 menunjukkan hanya 47% masyarakat Indonesia mencuci tangan dengan benar, saya harap dengan dapat terwujudnya program ini, prosentase dapat meningkat. Karena pencegahan bisa dilakukan dengan sederhana. Untuk kita. Untuk Indonesia Sehat.

*Tulisan ini diikutsertakan dalam Kampanye Unilever Indonesia Sehat kategori KOMUNITAS.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun