Mohon tunggu...
W. Suyanto
W. Suyanto Mohon Tunggu... -

just another warga negara indonesia...guk...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menghapus Komen, And So It Happens Again...

28 Agustus 2011   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

guk2:huh...bete banget...

mew2:napa guk?

guk2:itu mew, komen aku di satu postingan dihapus ama pemilik lapak tuh, huh dasar...

mew2:wah, hebat donk loe...

guk2:hebat apanya?

mew2:hebat karena artinya loe menang debat, klo gak, ngapain juga pemilik lapak ngapus-ngapus komen loe?

guk2:logika apaan tuh?

mew2:  logikanya, karena pemilik lapak gak mampu menghadapi loe, maka dia memilih ngapus komen loe, buat ngilangin bukti, jadi dia gak malu, gitu.

guk2:hmmm...

mew2:dan biasanya alasan mereka bermacam-macam, seperti bilang komennya abusif lar, akun gak jelas lar, jiaa itu mah alasan klise buat nipu anak kecil.

guk2:ngawur ah, fungsi ngapus komen itu emang buat ngapus komen-komen yang abusif, personal attack gitu koq.

mew2:  aduh, oon banget guk2 ni, justru malah komen-komen abusif lebih-lebih gak perlu dihapus lagi, biar semua orang pada tahu seperti apa kualitas otak yang komen abusif itu.

guk2:ow gitu...

mew2:gitu ow...dan lagi dengan dihapusnya komen loe, itu hanya mencerminkan kualitas otak pemilik lapak emang picik, sempit, egois, pengecut en malu-maluin...

guk2:ugh, sadis amat loe, ini logika apaan lagi?

mew2:artinya, dia picik dan pemikiran sempit, gak punya mental menghadapi berbagai jenis pendapat, padahal kita bikin tulisan, jelas akan mengundang reaksi berbagai pendapat, ada yang positif ada yang negatif.

guk2:...

mew2:harusnya, kita juga siap menghadapi pendapat-pendapat tersebut, baik positif maupun negatif gitu. masa cuman mau dengar yang bagus-bagus, gak mau yang jelek-jelek, egois plus pengecut kan?

guk2:ow...

mew2:jadi kalo gak mampu nerima semua jenis pendapat, dari awal iya gak usah nulis sama sekali, daripada malu-maluin diri sendiri.

guk2:waaa... *kagum*

mew2:dan biasanya penulis yang tipe seperti itu, punya kepentingan tertentu.

guk2:haa, kalo ini aku tau, biasanya seh menyangkut keyakinan, dan mereka sensi, ingin mempromosikan keyakinan, tapi gak punya mental menerima kritikan.

mew2:hehe, gak oon total juga loe, kalo udah nyangkut keyakinan pasti begitu, jarang ada yang mampu berotak jernih kalo masalah keyakinan.

guk2:tapi ada juga tuh yang bisa terbuka ngomongin tentang keyakinan.

mew2:iya pasti ada lar, walaupun gak banyak. aku tau beberapa tuh yang gak hanya terbuka, tapi berani menghadapi kritikan.

guk2:beneran? kenalin donk, mew.

mew2:no prob, nanti loe bisa belajar sama mereka, gak maen-maen ngapus komen segala, en mampu hadapi semua jenis pendapat, itu baru punya nyali, jangan jadi pengecut...

guk2: hehe, baik mew, aku bakalan inget terus...eh, ngomong-ngomong, mew pernah gak ngapus komen orang?

mew2:iya gak pernah donk, siapa dulu...

guk2:wah, emang hebat mew...

mew2:hihihi, sebenarnya...itu karena aku gak pernah posting sama sekali, hihihi...

guk2:    jiaaaaa....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun