Pernahkah kalian bertanya-tanya, apa sih yang membuat hewan dan tumbuhan itu berbeda? Ternyata, bahkan bagian terkecil hewan dan tumbuhan yaitu sel mereka pun berbeda. Kalau sel dalam tubuh hewan dan tumbuhan berbeda, mana sih yang lebih kuat atau resisten? Pertama-tama mari kita bahas apa itu sel terlebih dahulu.
 Sel adalah tingkatan struktural terkecil makhluk hidup yang menjadi komponen dasar penyusun makhluk hidup. Jadi, semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel.  Sel merupakan unit fungsional karena sel melakukan fungsi-fungsi kehidupan, yaitu sintesis protein, reproduksi, merespons, dan memanfaatkan energi. Sel juga merupakan unit hereditas yang dapat mewariskan sifat genetik atau DNA dari satu generasi ke generasi berikutnya. (Irnaningtyas, 2016)
Secara struktural, sel dibagi menjadi dua yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang belum memiliki nukleus atau tidak memiliki membran inti, contohnya adalah sel Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria. Sel eukariotik memiliki nukleus yang sebenarnya atau materi genetik (DNA) yang sudah dilapisi membran inti. Sel Protista dan Fungi termasuk sel eukariotik, begitu pula sel tumbuhan dan hewan.
Walaupun sama-sama tergolong dalam sel eukariotik, sel tumbuhan dan hewan memiliki banyak perbedaan dalam struktur maupun fungsinya.
Perbedaan yang paling kentara adalah perbedaan ukuran. Sel tumbuhan umumnya berukuran lebih besar (10-100 m ) Â dibandingkan dengan sel hewan (10-30 m ).
Sel tumbuhan memiliki bentuk yang lebih kaku dan tetap karena adanya dinding sel yang terbentuk dari polimer karbiohidrat ( berupa selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin). Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan bentuk sel, serta mencegah penyerapan air yang berlebihan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel,melainkan hanya memiliki membran sel, yang juga dimiliki oleh tumbuhan. Membran sel adalah lapisan tipis yang membatasi lingkungan dan isi sel, memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan dinding sel. Membran sel tersusun dari lipid (fosfolipid), protein, dan karbohidrat.
Sel tumbuhan memiliki plastida, sedangkan sel hewan tidak. Plastida merupakan organel penyimpan materi yang dilindungi oleh membran ganda. Plastida dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu leukoplas, kromoplas, dan kloroplas. Yang menjadi pembeda dari ketiganya antara lain pigmen warna dan fungsinya.
Selanjutnya adalah vakuola. Sel tumbuhan memiliki satu vakuola sentral yang menempati sekitar 80% dari total ruangan sel, sedangkan vakuola pada hewan berukuran kecil. Vakuola berukuran besar dapat terbentuk karena penggabungan vakuola-vakuola kecil dari Retikulum Endoplasma dan Badan Golgi. Vakuola memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan gas, senyawa organik, ion anorganik, senyawa beracun, dan pigmen warna dari daun, buah, atau bunga.
Sel tumbuhan tidak memiliki sentriol di dalam sentrosom seperti sel hewan. Sentriol berbentuk silinder dan dapat bereplikasi dan membentuk benang spindle yang akan mengikat dan menarik kromatid dalam pembelahan sel. Fungsi sentriol yang utama adalah menyelesaikan proses sitokinesis. Namun di kemudian hari, beberapa studi membuktikan bahwa pembentukan spindle dapat terjadi tanpa sentriol.
Sel hewan memiliki lisosom, sedangkan sel tumbuhan tidak. Fungsi lisosom adalah berperan pada pencernaan intrasel, menelan dan mencerna partikel yang lebih kecil dalam proses fagositosis, dan melakukan autofag atau menelan dan mendaur ulang organel yang rusak dan autolisis atau perusakan sel sendiri.
Dari perbedaan-perbedaan yang ada di atas, mari kita ulas dan menentukan manakah yang lebih resisten, sel hewan atau tumbuhan.