Mohon tunggu...
Gracia YuanaPuspitasari
Gracia YuanaPuspitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

hai

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Join Organisasi di Era Pandemi? Produktif atau Toxic Productivity?

16 Maret 2022   19:18 Diperbarui: 16 Maret 2022   23:50 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita tahu dan rasakan bahwa kaum muda semakin gencar dalam mencari dan ikut bergabung di dalam sebuah organisasi, terutama pada masa pandemi covid-19 saat ini. 

Semakin berkembangnya zaman dan juga dengan adanya pandemi mendorong banyaknya organisasi yang muncul melalui media seperti volunteer perkembangan start up, volunteer pada kegiatan yang dijalankan secara online seperti webinar, workshop, dan bahkan akun sosial media yang membahas informasi yang diolah oleh para volunteer.

Kaum muda mengikuti organisasi di era pandemi dengan berbagai dorongan salah satunya adalah mengisi waktu luang dengan mendapatkan ilmu serta pengalaman yang baik di bidang organisasi ataupun volunteer

Tetapi siapa sangka, hal ini dapat membawa toxic productivity bagi kaum muda tersebut. Istilah lain yang mungkin lebih dikenal dari toxic productivity ini ialah overworking atau workaholic, yang dimana produktivitas yang seharusnya membawa dampak positif dalam diri malah membawa banyak dampak negatif. Menurut Dr. Julie Smith - seorang psikolog klinis dari Hampshire, Inggris toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.

Toxic productivity dapat digunakan dalam penggambaran seseorang yang bekerja tanpa henti dan menyampingkan istirahat dan kebutuhan pribadinya seperti makan, minum, dan istirahat. 

Toxic productivity ini justru malah dapat membawa seseorang menjadi semakin lelah dan burnout sehingga tidak ada quality time bersama orang terdekatnya dan juga me time.

Banyak kaum muda di era pandemi ini yang memiliki pemikiran  bahwa dengan mengisi waktu luang pada era pandemi dengan bergabung ke dalam organisasi dengan menyampingkan segala urusannya adalah hal yang tepat untuk dipilih dan dilakukan, sehingga mereka justru dapat terjebak dalam toxic productivity dan bahkan tidak sadar jika dirinya terjebak.

Lalu bagaimana cara mengatasi dan menghindari toxic productivity?

1. Memberi Batasan yang jelas

Batasan yang jelas di sini dimaksudkan batasan dalam pekerjaan, contohnya dalam hal pembagian waktu, beri batasan waktu antara waktu bekerja dengan waktu istirahat, waktu bekerja dengan waktu bersama orang terdekat dan bahkan orang yang kalian sayangi seperti keluarga, pasangan, dan teman terdekat kalian.

2. Menerapkan sistem kerja yang professional

Sistem kerja yang professional tentu tidak akan membawa ke dalam toxic productivity, karena seorang pekerja yang professional dapat membagi waktu serta prioritas yang ada di dalam dirinya. 

Terutama bagi kaum muda yang dahulu tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam dunia organisasi ataupun pekerjaan bukan berarti ia tidak dapat melakukan sistem kerja yang professional. Sistem kerja yang professional dapat di asah seiring berjalannya waktu.

3. Mulai membiasakan diri dengan "mindfulness"

Ternyata mindfulness tidak hanya membawa dampak negatif di dalam kehidupan, tetapi adanya dampak positif seperti memberikan otak waktu istirahat yang tentu akan sangat berguna.

Sebagai kaum muda yang terjebak di masa pandemic seharusnya kita menjadi kaum muda yang lebih kritis dalam berbagai hal dan berbagai aspek, tidak berburu-buru mengambil keputusan yang akan kita jalani yang nantinya akan merugikan diri sendiri, era pandemi bukan sebagai faktor untuk kaum muda dalam melakukan apa saja demi mengisi waktu luang, batasan professional harus ada terutama jika kaum muda ingin mengikuti dan berkontribusi ataupun berdinamika di dalam suatu organisasi atau volunteer

Jangan sampai mengisi waktu luang pada masa pandemi seperti saat ini malah justru membawa kita ke dalam hal yang buruk dan bahkan merugikan diri sediri serta orang-orang yang ada di sekitar kita. Toxic productivity bisa dikatakan jebakan jika kita sebagai kaum muda tidak cukup pintar dalam menghadapinya.

Daftar Pustaka:

Smith, Julie. BBC. “What Is Toxic Productivity?”. Diakses pada 15 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun