Sistem kerja yang professional tentu tidak akan membawa ke dalam toxic productivity, karena seorang pekerja yang professional dapat membagi waktu serta prioritas yang ada di dalam dirinya.
Terutama bagi kaum muda yang dahulu tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam dunia organisasi ataupun pekerjaan bukan berarti ia tidak dapat melakukan sistem kerja yang professional. Sistem kerja yang professional dapat di asah seiring berjalannya waktu.
3. Mulai membiasakan diri dengan "mindfulness"
Ternyata mindfulness tidak hanya membawa dampak negatif di dalam kehidupan, tetapi adanya dampak positif seperti memberikan otak waktu istirahat yang tentu akan sangat berguna.
Sebagai kaum muda yang terjebak di masa pandemic seharusnya kita menjadi kaum muda yang lebih kritis dalam berbagai hal dan berbagai aspek, tidak berburu-buru mengambil keputusan yang akan kita jalani yang nantinya akan merugikan diri sendiri, era pandemi bukan sebagai faktor untuk kaum muda dalam melakukan apa saja demi mengisi waktu luang, batasan professional harus ada terutama jika kaum muda ingin mengikuti dan berkontribusi ataupun berdinamika di dalam suatu organisasi atau volunteer.
Jangan sampai mengisi waktu luang pada masa pandemi seperti saat ini malah justru membawa kita ke dalam hal yang buruk dan bahkan merugikan diri sediri serta orang-orang yang ada di sekitar kita. Toxic productivity bisa dikatakan jebakan jika kita sebagai kaum muda tidak cukup pintar dalam menghadapinya.
Daftar Pustaka:
Smith, Julie. BBC. “What Is Toxic Productivity?”. Diakses pada 15 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H