Mohon tunggu...
Gracia YuanaPuspitasari
Gracia YuanaPuspitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

hai

Selanjutnya

Tutup

Film

Kejujuran dalam Komunikasi Non-verbal

10 November 2021   14:28 Diperbarui: 10 November 2021   14:35 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lie to me adalah sebuah film yang ditayangkan sekitar tahun 2009 asal Amerika Serikat yang bergenre crime drama police procedural. Film ini menceritakan mengenai seseorang yang membantu investigasi untuk menyampaikan sebuah kebenaran melalui seorang psikolog dengan cara menafsirkan Bahasa tubuh ataupun facial action coding system. Ide cerita dari film ini merupakan dari cabang ilmu komunikasi non verbal.

Komunikasi non verbal ialah proses komunikasi yang dimana pesan yang disampaikan tidak melalui kata-kata baik lisan maupun non lisan, proses komunikasi yang dilakukan lebih mengarah pada Bahasa tubuh dan juga instrument non verbal lain. 

Komunikasi non verbal dapat dimengerti dan ditangkap sata individu melakukan komunikasi melalui ekspresi wajah, ada tujuh emosi universal yang masuk ke dalam komunikasi non verbal seperti jijik, marah, sedih, Bahagia, terkejut, dan muak. 

Film lie to me ini juga memiliki jargon yaitu "The truth is witten all over our faces" yang artinya kebenaran ditulis di seluruh wajah kami. Film ini menceritakan tentang sebuah biro jasa investigasi yang bekerja sama dengan agen pemerintahan untuk menyelidiki kasus unik yang tidak dapat diselesaikan dengan hal biasanya. 

Kasus yang ditanganinya seperti kasus pembunuhan skandal, perselingkuhan, sampai tragedy politik yang ada di negara tersebut. Agensi dipimpin oleh Carl Lightman (Tim Roth), dan didampingi oleh para anggota agen lainnya seperti Gilian Foster (Kelli Williams), Eli loker (Brendan Hines), dan Ria Torres (Monica Raymund).

Proses investigasi yang dilakukan melalui penelitian terhadap ekspresi wajah si pelaku dan korban ketika di wawancara oleh para agen, sebelum diwawancarai  para agen memasang kamera tersembunyi yang sengaja di taruh untuk melihat bagaimana ekspresi mereka. Tujuannya ialah untuk memutar kembali sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih akurat.

 Dengan cara mereka membaca wajah, mereka sekaligus dapat tahu mengenai apa perasaan yang sebenarnya terjadi di dalam kasus tersebut. Dari pertanyaan yang dilontarkan otomatis ekspresi yang dikeluarkan oleh masing-masing pelaku berbeda dan dengan ini para agen dapat mencari kebenaran yang sebenar-benarnya terjadi di dalam setiap kasus yang ada.

Film ini juga menggunakan beberapa ilmu komunikasi yakni komunikasi psikologi dan juga komunikasi non verbal tentunya. Disini dapat kita lihat bahwa komunikasi non verbal tentu tak kalah penting dari komunikasi verbal yang selama ini kita pelajari dengan jelas, Proses komunikasi tentu membutuhkan keduanya sehingga dapat mencapai suatu kesepakatan dan pengertian yang baik diantara komunikan yang ada. 

Komunikasi non verbal disini sifatnya sebagai pelengkap yang dapat melengkapi komunikasi verbal dalam pemberian maknanya, dan dari film ini juga kita dapat mengetahui bahwa komunikasi non verbal dapat melihat kejujuran yang terjadi di dalam proses komunikasi yang berlangsung, karena tak jarang kita menemukan kebohongan yang ada dari komunikasi verbal itu sendiri. Komunikasi non verbal terlihat lebih jujur dan mengacu pada kebenaran yang sebenarnya ingin disampaikan oleh individu itu sendiri. 

Karena komunikasi non verbal secara tidak langsung dapat dihasilkan dari pengaruh psikologi yang ada pada diri kita sehingga menimbulkan sifat alamiah di dalamnya. 

Pembacaan komunikasi non verbal dapat dikatakan lebih penting pencapaian maknanya di banding komunikasi verbal itu sendiri, tetapi komunikasi non verbal juga tentu membutuhkan komunikasi verbal dalam pencapaian maknanya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun