"Journalism an ability to meet the challenge of filling the space" - Rebecca West
Apakah kalian pernah berpikir bahwa jadi jurnalis itu tidak mudah? Ya benar sekali! Menjadi seorang jurnalis memanglah tidak mudah, namun dengan menjadi jurnalis, banyak kesempatan yang tidak dapat dilakukan di profesi lain, loh.
Dengan menjadi jurnalis, kita bisa belajar banyak hal, mulai dari menjadi pendengar yang baik hingga menjadi pemberi informasi yang baik. Tidak hanya itu, ketika kita menjadi jurnalis, kita dapat bertemu dengan orang-orang hebat dan mendapat pengalaman berkeliling ke tempat lain.Â
Kebetulan pada hari Senin (27/04), kelas Produksi Multimedia FISIP UAJY kehadiran narasumber dari detik.com langsung, loh. Elza Astari Redaturi, selaku Asisten Redaktur dan Meliyanti Setyorini, selaku Head of Content Delivery and Engagement kasih tahu kita tips supaya bisa jadi jurnalis profesional ala detik.com.Â
Narasumber juga memberikan ‘rahasia dapur’ mereka dalam memproduksi konten dan pengelolaan sosial media. Seperti yang kita ketahui, detik.com mendapat peringkat ke-7 di Indonesia menurut situs Alexa. Hal ini membuktikan bahwa jurnalis di detik.com pasti profesional dan memiliki skill yang mumpuni.
Nah, ini dia rahasia kalau kamu ingin jadi jurnalis profesional ala detik.com.
1. Memiliki Fisik dan Mental yang Kuat
Jurnalis memiliki karakteristik yang tangguh. Oleh karena itu, fisik dan mental pun harus menjadi tangguh supaya kamu bisa mengikuti ritme kerja sebagai ‘orang yang meliput berita’. Hal ini dikarenakan jurnalis harus dapat ‘berpetualang mencari informasi’ ke sana dan ke mari. Tentu saja hal ini memang sulit dilakukan. Namun jika kamu pandai menyesuaikan, semua tekanan saat kamu meliput tidak akan terasa berat lagi.Â
2. Harus Bisa Jadi Orang yang Cekatan
3. Great Team Work
Kerja sama antar anggota tim juga menjadi penentu kesuksesan sebuah berita dibuat. Ketika meliput hal yang krusial dan harus segera ditayangkan, jurnalis tidak bisa bekerja sendiri. Jurnalis yang profesional juga mengandalkan rekan kerja lainnya. Misalnya saja, ketika meliput, ada yang menulis berita, dan yang merekam. Kerja sama tim dapat membuat proses liputan menjadi lebih cepat, bukan?
4. Bisa Membedakan Jenis-Jenis Berita
Dalam menulis berita, seorang jurnalis juga harus bisa membedakan dan memetakan jenis-jenis berita. Kalau di detik.com, terdapat berita hard news, soft news, feature, dan in-depth. Selain itu, jurnalis juga harus bisa ‘membaca’ situasi dari berita yang akan ditulis, misalnya berita politik, ekonomi, entertaiment dan lain sebagainya. Jurnalis yang profesional juga harus bisa melihat ‘angle’ atau sudut berita agar dapat menarik perhatian pembaca.
5. Memahami Teknik Menulis di Media Online
Jurnalis profesional juga harus tahu nih caranya menulis di media online. Tentu saja hal ini berbeda dengan menulis di koran atau majalah. Salah satu yang membedakan adalah teknik penulisan menggunakan SEO (Search Enginge Option). Hal ini berguna agar berita yang sudah tayang, dapat mudah dicari di mesin pencarian.Â
Biasanya untuk memudahkan jurnalis dalam menulis berita yang krusial, detik.com sudah menyediakan template. Selain itu, penulisan berita dibatasi maksimal 75 karakter. Penulisan berita online juga memiliki ciri, yaitu adanya hyperlink atau tautan yang berguna untuk menghubungkan berita yang ada di detik.com.
"Media online juga harus mempertahankan kecepatan. Tapi kalau di Detik, kecepatan dan keakuratan harus seimbang" ujar Elza. Hal ini juga salah satu unsur yang penting dalam menulis berita online, yaitu kecepatan penayangan dan berita yang akurat.Â
6. Memanfaatkan Media Sosial
Media sosial juga dapat digunakan sebagai media dalam menyampaikan berita. Meliyanti Setyorini selaku Head of Content Delivery and Engagement juga menjelaskan cara untuk memanfaatkan media sosial untuk menulis berita. Meliyanti menyatakan bahwa ketika jurnalis akan mengunggah sebuah berita harus bisa melihat Key Perfomance Indicator (KPI).
Hal ini dilakukan dengan melihat seberapa banyak pembaca melihat dan tertarik pada artikel yang telah diunggah di website. Setelah itu, berita tersebut dapat di-share di sosial media. Jurnalis juga harus bisa mendefiniskan pembaca agar dapat dikemas sesuai target, seperti usia dan lokasi. Â Tentu saja, jurnalis yang profesional juga harus tahu karakteristik setiap media sosial.
7. Teliti Adalah Kunci
Jurnalis yang profesional juga harus teliti dalam menulis berita, salah satunya adalah teliti dalam pengejaan dan penggunaan bahasa yang benar. Selain itu, typo atau salah ketik juga harus diperhatikan. Jangan sampai berita yang ditulis dapat membuat kesalahan persepsi pada pembacanya. Hal ini bisa bahaya, lho, karena bisa berujung pada kesalahan data. Jika sudah terjadi kesalahan seperti ini, jurnalis yang profesional harus meminta maaf pada pembaca agar tidak terjadi kesalahan pemahaman lagi.
Nah, itu dia 7 Tips dari Jurnalis Detik. Gimana, kamu udah siap jadi jurnalis profesional?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H