Mohon tunggu...
Gracia Yosephine Matondang
Gracia Yosephine Matondang Mohon Tunggu... Jurnalis - Calon Penulis

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, UAJY.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menghadapi Era Media Baru dengan Multimedia

7 Februari 2020   23:42 Diperbarui: 10 Februari 2020   12:22 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Multimedia sudah menjadi bukti sejarah bahwa perkembangan entertainment semakin berkembang. Konsep multimedia juga membuat informasi yang disampaikan menjadi lebih lengkap.

Apa makna sebenarnya dari multimedia?

            Multimedia mempunyai definisi sebagai suatu media yang merupakan kombinasi dari gambar, suara, dan teks. Definisi lain mengemukakan bahwa multimedia sebagai media yang memiliki lebih dari dua media. Oleh karena itu, ketika kita membahas multimedia, televisi, radio, dan koran bukanlah bentuk dari multimedia. Dalam televisi hanya ada dua media yang dominan digunakan, yaitu suara dan video. Sedangkan radio hanya terdiri dari suara, begitupula dengan koran yang hanya terdiri dari gambar dan teks.

Multimedia memiliki siat komplementer atau saling melengkapi. Hal ini dapat berguna agar konten yang diproduksi memiliki informasi yang lengkap dan mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari setiap media yang dihadirkan.

Elemen Dalam Multimedia

Multimedia juga berarti bahwa konten yang dihasilkan berupa produk digital. Ketika kita ingin menghasilkan produk multimedia, kita harus tahu elemen-elemen yang ada di dalamnya, Terdapat enam jenis elemen dalam multimedia menurut Grabowicz Paul (2014):

  • Video - Elemen ini memanfaatkan aspek visual. Penggunaan elemen video biasanya digunakan saat ingin merekam objek seperti aksi, anak-anak, hewan, drama, humor, horror, bahkan kriminal.
  • Foto - Foto digunakan untuk menyampaikan situasi pada momen hingga ekspresi sesorang. Foto juga dapat menjadi pelengkap teks, sehingga informasi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata menjadi lebih lengkap.
  • Audio - Audio dapat mejadi elemen yang menyentuh emosi audiens. Karena dengan audio, audiens akan diajak untuk memainkan imajinasinya.
  • Grafik, Peta, Database - Elemen ini menjadi pelengkap informasi yang juga dapat memudahkan audiens untuk memahami informasi.
  • Teks - Elemen ini memiliki sifat yang kuat dari antara elemen lainnya. Teks dapat menjelaskan sesuatu dengan luas. Teks juga fapat menyampaikan latar belakang peristiwa dengan analisis dan penjelasan.
  • Tautan - Tautan menjadi arahan audiens yang dapat merujuk ke konten lain.

Multimedia juga memiliki jenis, yaitu linear dan non-linear. Multimedia jenis linear memilki sifat yang tidak memiliki kontrol ke audiens. Sedangkan multimedia non-linear memiliki interaktivitas antar sesama audiens di dalamnya, hal ini juga disebut sebagai hypermedia content.

Penerapan Multimedia


Multimedia dapat diterapkan dalam beberapa bidang dan kontenm yang dihasilkan tidak terbatas pada iklan, seni, edukasi, hiburan, mesin, obat-obatan, matematika, bisnis, riset ilmiah, dan lain sebagainya.

Berikut adalah langkah yang harus diperhatikan etika kita ingin memproduksi konten multimedia:

 

  1. Perencanaan dan Biaya: Tahap aplikasi multimedia ini adalah tahap pertama yang dimulai dengan ide. Kita sebagai produsen konten, harus bisa menetapkan gagasan untuk dapat menguraikan pesan dan tujuannya.  . Sebelum mulai mengembangkan proyek multimedia, perlu untuk merencanakan keterampilan menulis, seni grafis, musik, video dan keahlian multimedia lainnya yang diperlukan.
  2.  Mendesain dan Memproduksi: Tahap selanjutnya adalah melaksanakan setiap tugas yang direncanakan dan membuat produk jadi.
  3.  Pengujian: Dalam tahap ini, produk multimedia yang sudah dibuat akan diuji. Hal ini bertujuan agar produk tersebut bebeas dari error. Selain itu, pengujian ini bertujuan untuk melihat tujuan produk multimedi yang dibuat sudah sesuai dengan tujuan atau belum.
  4. Memberikan: Tahap akhir pengembangan aplikasi multimedia adalah mengemas proyek dan mengirimkan proyek yang telah selesai ke pengguna akhir. Tahap ini memiliki beberapa langkah seperti implementasi, pemeliharaan, pengiriman dan pemasaran produk

Multimedia dan Photojournalism

 

Campbell (2013) mengemukakan bahwa jurnalisme yang mengggunakan foto atau photojournalism, merupaka konten dengan foto yang tidak bergerak. Namun, dengan munculnya internet, foto sudah dapat digabungkan dengan slideshow dan dikombinasikan dengan audio, video, infografis, web, dokumenter, dan film. Photojournalism juga sudah mengalami revolusi dalam beberapa dekade terakhir, khususnya ketika membahas gambar yang bergerak dan tidak bergerak. Hal ini juga didukung dengan penemuan kamera DSLR yang dapat digunakan untuk merekam gambar dan video.

Multimedia dan Storytelling

Ilustrasi Stirytelling
Ilustrasi Stirytelling

Selain photojournalism, terdapat pula visual storytelling. Dalam hal ini, visual storytelling menjadi pelengkap dalam reportase jurnalisme dalam video, dokumenter, dan film.

Sedangkan Stevens (2014), lebih mengacu pada multimedia storytelling. Stevens mengemukakan bahwa multimedia storytelling merupakan kombinasi antara teks, video, dan audio yang ditampilkan pada website nonlinear. Nonlinear yang dimaksud adalah audies dapat memilih element yang diakses. Elemen tersebut memiliki sifat komplenter atau saling melengkapi.

po-5e40aaa2d541df6ce9253a63.png
po-5e40aaa2d541df6ce9253a63.png

Salah satu contoh visual storytelling dari Visual Interaktif Kompas (Sumber: VIK Kompas)

Web berbasis jurnalisme multimedia dengan storytelling memiliki fungsi tersendiri. Pada web tersebut sudah dicantumkan judul, subjudul, quotes, foto, caption, infografis hingga polling. Hal ini membuat audiens dapat memperoleh informasi dalam bentuk media yang berbeda.

Dua tipe Dalam Multimedia Storytelling

 

Stevens (2013) menjelaskan bahwa terdapat dua tipe mendasar dari multimedia storytelling. Tipe pertama adalah jurnalis mengumpulkan berita dan kemudia jurnalis tersebut turun ke lapangan untuk merekam video, audio, maupun mengambil foto. Jurnalis akan menyampaikan berita yang dikampulkan ke dalam berbagai bentuk multimedia dan disatukan dalam packaging berita.

Kedua, jurnalis melakukan kerjasama dengan edior maupun produser dalam peliputan berita. Editor atau produser dapat berperan untuk mengorganisasi jurnalis agar meliput berita sesuai dengan jobdesk nya masing-masing. Fotografer dapat terjun untuk mengambil foto, reporter juga bisa bekerjasama dengan videografir untuk mengambil video. Selain itu, terdapat pula content creator yang membuat illustrasi.

Setelah peliputan berita, editor dan prodiser akan menyatukan berita tersebut dalam bentuk storytelling multimedia.

Podcast soundcloud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun