Tidak hanya itu, panti ini terbuka terhadap siapapun yang hendak datang baik itu berkunjung, menitipkan anaknya, serta memberikan bantuan. Oleh karena itu, ada beragam orang yang datang ke panti ini dan berinteraksi dengan anak-anak. Kepada mereka yang berkunjung, anak-anak diajak untuk berkomunikasi dan menyapa mereka dengan diksi yang biasa dipakai dalam keluarga. Misalnya menyebut mereka dengan Bapak, Ibu, Om, Tante, Kakak, Adik, atau bahkan juga Opa dan Oma. Pengasuh dan pengurus tidak pernah mempermasalahkan apa ras, agama, suku dari mereka yang datang.
Di situlah tersirat pemahaman tentang komunikasi multikultural. Awalnya mereka berbeda-beda dan tidak kenal satu sama lain, kemudian berbaur, berinteraksi, saling mengindentifikasi, memaknai pengalaman hingga akhirnya saling menghargai satu sama lain dalam budaya kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H