2 Membuat Proyeksi Keuangan (Laba Rugi)
Proyeksi keuangan merupakan sebuah perencanaan keuangan berupa anggaran dalam suatu periode tertentu. Dalam proyeksi keuangan, Anda akan mengetahui beberapa komponen keuangan dalam bisnis, misalnya modal yang akan dikeluarkan, estimasi pendapatan, hingga Break Even Point (BEP).
Kemudian Anda akan membandingkan estimasi pendapatan penjualan (omzet) dengan harga pokok penjualan plus biaya tetap operasional (fixed cost). Dengan demikian, Anda dapat menghitung potensi laba alias keuntungan.
3 Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis
Salah satu kesalahan paling umum dalam mengelola keuangan sebuah bisnis start-up adalah tidak memisahkannya dengan keuangan pribadi. Anda bisa saja tidak sengaja menggunakan modal usaha untuk keperluan pribadi, dan sebaliknya. Alhasil, keuangan menjadi serba tercampur dan berantakan.
Dengan demikian, kami sangat menyarankan Anda memisahkan keuangan pribadi dan bisnis. Caranya adalah dengan membuat 2 rekening berbeda yang tidak tercampur-campur. Lalu selalu disiplin sehingga Anda tidak menggunakan rekening untuk keperluan yang lain.
4 Disiplin akan Keuangan
Tips keempat yang menjadi kunci bagi 3 tips sebelumnya adalah membentuk disiplin diri akan keuangan. Dengan adanya disiplin, Anda akan menaati seluruh perencanaan keuangan yang telah Anda buat sebelumnya. Hal ini tentunya penting, karena perencanaan akan menjadi sia-sia jika tidak disertai tindakan yang sejalan.
Disiplin diri inilah juga yang akan membuat Anda tetap pada rencana, disaat banyak godaan untuk mengeluarkan modal lebih besar dan melanggar rencana keuangan Anda.
5 Konsultasikan dengan Perencana Keuangan
Apabila Anda masih kesulitan dalam merencanakan keuangan bisnis start-up Anda, jangan ragu untuk meminta saran atau masukan dari perencana keuangan profesional.