Mohon tunggu...
Gracia HanarosaliaSitorus
Gracia HanarosaliaSitorus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Teknik Geofisika ITB

Talks about everything, particularly women in STEM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Potensi Idle Well dengan Peran Teknologi Seismik dalam Ketahanan Energi Nasional

6 Januari 2025   12:36 Diperbarui: 6 Januari 2025   12:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik produksi dan konsumsi minyak nasional (sumber: BP Statistical Review 2017)

Kebutuhan energi nasional Indonesia terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan populasi dan perekonomian. Dalam konteks ini, rancangan bauran energi nasional memainkan peran strategis untuk memastikan ketersediaan energi yang berkelanjutan (RUEN, HEESI 2022). Dari sisi perekonomian, penerimaan pendapatan dari sektor migas memberikan fleksibilitas bagi pemerintah untuk mendanai pembangunan nasional. Namun demikian, produksi minyak nasional mengalami tren penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Data menunjukkan penurunan tahunan rata-rata sebesar 3-5% (SKK Migas, 2022), yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dominasi lapangan tua, kurangnya eksplorasi baru, dan tantangan teknis dalam mengelola sumur tua.

Meskipun begitu, terdapat potensi besar yang tersembunyi dalam jumlah idle well (sumur tidak aktif) di Indonesia, yang jumlahnya mencapai lebih dari 15.000 sumur. Dengan pengelolaan yang optimal, idle well dapat menjadi solusi untuk menekan penurunan produksi dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Dalam hal ini, teknologi geofisika seperti seismik refleksi 3D dan 4D menawarkan pendekatan inovatif untuk memahami struktur bawah permukaan secara akurat dan mengidentifikasi zona produktif baru.

Seismik 3D (atas) dan Seismik 4D (bawah) [Sumber: dokumen pribadi dan Mitra (2023)] 
Seismik 3D (atas) dan Seismik 4D (bawah) [Sumber: dokumen pribadi dan Mitra (2023)] 

Metode seismik refleksi adalah teknik geofisika yang bekerja dengan mengirimkan gelombang ke bawah permukaan dan merekam pantulannya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk memetakan formasi geologi bawah tanah. Teknologi seismik 3D memberikan visualisasi tiga dimensi yang detail dari struktur geologi, sementara seismik 4D atau time-lapse seismik menambahkan dimensi waktu untuk memantau perubahan dinamika fluida di reservoir dari waktu ke waktu (Danudjaja, 2022; Lumley, 2001). Teknologi ini memungkinkan operator untuk lebih akurat dalam memahami potensi reservoir dan mengambil keputusan berbasis data.

Survei seismik 3D di Blok Rokan, misalnya, mencakup area seluas 358 km dan dirancang untuk meminimalkan risiko serta memaksimalkan efisiensi biaya (PHR, 2024). Data yang diperoleh membantu operator dalam memetakan zona produktif baru dengan akurasi tinggi, mengurangi kebutuhan pengeboran sumur eksplorasi yang mahal. Sementara itu, seismik 4D digunakan untuk memantau perubahan distribusi fluida dalam reservoir setelah aktivitas produksi, seperti injeksi air atau gas. Teknologi ini efektif untuk mengidentifikasi bypass-oil dan penghalang aliran, yang sebelumnya sulit terdeteksi (Danudjaja, 2022; Simm & Bacon, 2014).

Proyek Kenyon International di Nigeria pada sumur AKOS-004LS adalah contoh nyata keberhasilan remediasi sumur tua menggunakan pendekatan tanpa rig (rig-less intervention). Proyek ini melibatkan pemasangan tumpuan eksternal untuk melindungi sumur dari tekanan eksternal, menyelesaikan masalah tekanan casing, dan melakukan perubahan zona produksi. Dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan estimasi $12 juta jika menggunakan operasi berbasis rig, sumur ini mampu memproduksi 700 BOPD minyak mentah hidup, dengan total produksi gabungan mencapai 5.300 BOPD (Ekpenyong & Joseph, 2022). Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dari rencana manajemen sumur idle yang terintegrasi.

Keberhasilan proyek seperti di Blok Rokan dan Nigeria menunjukkan bahwa inovasi teknologi dalam pengelolaan sumur tua memiliki dampak positif terhadap produksi minyak nasional. Dalam konteks Indonesia, langkah ini menjadi semakin krusial karena banyak lapangan minyak yang telah mencapai usia tua dan berkontribusi pada penurunan produksi nasional. Dengan strategi yang tepat, penggunaan seismik 3D dan 4D dapat menjadi game-changer dalam revitalisasi lapangan tua.

Selain aspek teknis, keberhasilan proyek pengelolaan sumur idle juga sangat bergantung pada dukungan regulasi dan investasi. Pemerintah Indonesia telah menginisiasi berbagai kebijakan untuk mendorong eksplorasi dan produksi migas, termasuk memberikan insentif fiskal dan kemudahan perizinan bagi perusahaan yang terlibat dalam kegiatan reaktivasi sumur tua. Hal ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investor dan perusahaan migas dalam mengelola sumur tidak aktif secara lebih efektif.

Tidak hanya itu, kolaborasi antara perusahaan migas, lembaga penelitian, dan universitas juga menjadi kunci dalam pengembangan teknologi seismik yang lebih canggih dan terjangkau. Program pelatihan dan transfer teknologi yang berkelanjutan akan memastikan bahwa Indonesia memiliki tenaga ahli yang kompeten dalam mengoperasikan dan menganalisis data seismik untuk kepentingan eksplorasi dan produksi migas. Penggunaan teknologi seismik 3D dan 4D tidak hanya terbatas pada sektor minyak dan gas bumi. Teknologi ini juga memiliki potensi besar dalam eksplorasi sumber daya energi lainnya, seperti panas bumi dan gas metana batubara (CBM). Dengan demikian, pengembangan teknologi geofisika ini akan mendukung diversifikasi energi dan memperkuat ketahanan energi nasional dalam jangka panjang.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kesadaran industri akan pentingnya investasi dalam teknologi ini. Edukasi dan sosialisasi mengenai manfaat teknologi seismik perlu terus digalakkan, sehingga lebih banyak perusahaan yang tertarik untuk menerapkan metode ini dalam kegiatan operasional mereka. Pada akhirnya, pengelolaan sumur idle dengan pendekatan teknologi seismik 3D dan 4D adalah langkah strategis yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan penurunan produksi migas dan memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan kombinasi inovasi teknologi, dukungan kebijakan, dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan potensi sumur tua dan meningkatkan kontribusi sektor migas dalam pembangunan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun