Teks oleh Gracia Angelita Suryawan / Foto oleh Gracia Angelita Suryawan
Universitas Kristen Petra/ Prodi : Desain Interior
Sejarah Batik Laweyan
Batik berasal dari kata Bahasa Jawa yakni "amba" dan "tik" yang artinya menulis titik. Dahulunya sering disebut dengan ambatik.
Namun dengan perkembangan zaman banyak orang yang menyebutnya batik. Batik merupakan kain yang di dilukis menggunakan lilin dan canting membentuk suatu seni bernilai tinggi.
Batik sudah muncul dari beribu tahun lalu dan hidup terus menerus dari waktu ke waktu. Batik tidak asli lahir di Indonesia.
Namun batik sudah melekat erat pada adat Indonesia, khususnya di Jawa. Kerajaan Mataram Islam yang pernah Berjaya di Indonesia merupakan salah satu pelestari batik.
Dengan kehidupan keraton yang begitu hebatnya maka munculah Perjanjian Giyanti (1755M) dan terpisahlah antara Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Dengan perpisahan tersebut dan cara melestarikan batik yang berbeda maka munculah motif-motif batik yang memiliki ciri khasnya masing-masing.
Pada tahun 1769 di Kasunanan, Paku Buwono III membuat aturan penggunaan batik. Lalu munculah aturan motif batik abdi dalem dan motif batik untuk masyarakat. Batik abdi dalem tidak boleh digunakan oleh masyarakat luar bahkan hanya boleh di produksi oleh pihak keraton saja.