Whatsapp sebagai alat komunikasi telah membentuk grup-grup, misalnya dari teman sekolah, teman bekerja, teman kuliah, hingga teman organisasi.
Dalam hal ini penulis ingin membahas tentang penyebaran hoax oleh citizen journalism yang terjadi melalui aplikasi Whatsapp. Beberapa orang yang memiliki grup di Whatsapp misalnya grup keluarga tentunya tidak hanya komunikasi yang terjadi di dalamnya namun juga terjadi penyebaran berita/informasi.Â
Dalam sebuah grup keluarga tentunya tidak semua anggota termasuk ke dalam generasi millennial yang sudah banyak bersinggungan dengan teknologi, banyak dari mereka yang merupakan generasi X (lahir antara 1960an hingga 1980an) yang masih awam dengan apa yang disebut hoax.Â
Terkadang "orang tua" ini mendapatkan berita dari teman mereka atau dari grup Whatsapp mereka yang lain, lalu menyebarkan berita ini tanpa mengetahui apabila berita tersebut adalah hoax. Berita yang disebarkan biasanya pesan yang dapat menimbulkan rasa takut, gelisah maupun khawatir.
Selain melalui grup, sempat beredar pesan berantai bernada ancaman yang disebarkan melalui pesan privat di Whatsapp.
Bisa jadi, ibu ini juga menjadi korban dari teman-temannya dan karena merasa takut maka ia turut menyebarkan pesan tersebut. Ketidaktahuan akan informasi yang salah ini tentunya sangat merugikan, selain menguras waktu juga akan menguras tenaga dan kuota internet karena harus menyebarkan pesan yang sebenarnya tidak penting hanya karena dilanda oleh rasa takut.
- Identifikasi topik/subyek, sasaran audiens, format yang relevan, jenis-jenis sumber.
- Eksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik.
- Seleksi, merekam informasi yang relevan, dan mengumpulkan kutipan-kutipan yang sesuai.
- Organisasi, evaluasi dan menyusun informasi menurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat, dan menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan dan mengkontraskan informasi.
- Penciptaan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, edit, dan pembuatan daftar pustaka.
- Presentasi, penyebaran atau display informasi yang dihasilkan dapat menunjukkan perbandingan dari kedua kelompok pemberitaan sehingga dinilai keakurasiannya.
- Penilaian output, berdasarkan masukan dari penilaian output, berdasarkan masukan dari orang lain.
- Penerapan masukan, penilaian, pengalaman yang diperoleh untuk kegiatan yang akan datang; dan penggunaan pengetahuan baru yang diperoleh untuk berbagai situasi.
Referensi :
Juliswara, F. (2017). Jurnal pemikiran sosiologi. Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinnekaan dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial, 4(2), 142-164.