Pada akhir kegiatan, peserta didik diundang untuk memberikan feedback melalui formulir yang telah disiapkan. Feedback ini menjadi nilai tambah yang berharga, memberikan pandangan langsung tentang keefektifan metode pengajaran yang digunakan dan memungkinkan tim pengajar untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan pendekatan mereka.
Seiring berakhirnya proyek mengajar ini, Grace Yosheva, Tanisha Aritonang, Dwi Nainggolan, Ripandy Saragih, dan Samuel Pangaribuan menyisakan jejak inspiratif di SMAN 1 Uluan. Mereka meninggalkan pesan bahwa matematika diskrit bukanlah hal yang harus ditakuti, tetapi sebuah tantangan yang dapat dihadapi dengan semangat kreatif dan keinginan untuk belajar.
Proyek ini bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang dalam mendorong pemahaman dan minat siswa terhadap matematika diskrit. Dengan harapan bahwa api semangat ini akan terus menyala, tim mahasiswa dan Dosen Pembimbing berharap dapat mengilhami proyek-proyek serupa di masa depan. Sebuah langkah kecil menuju transformasi pendidikan matematika yang lebih inspiratif dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H