Mohon tunggu...
Grace Tessa
Grace Tessa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I write.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perihal Merokok sambil Berkendara: Efisien tapi Berbahaya

8 Januari 2025   12:50 Diperbarui: 8 Januari 2025   12:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern yang berkembang dengan sangat pesat ini, kita dituntut agar bisa mengikuti langkah waktu yang semakin cepat. Setiap hari kita selalu dipertemukan dengan jarum jam yang terus berputar, mengejar ketepatan waktu dalam setiap kegiatan kita. Mulai dari pelajar, hingga budak korporat, bahkan pertemuan non-formal dengan teman sekalipun, mengejar ketepatan waktu memiliki pengaruh penting dalam seluruh aspek kehidupan kita. Lalu, dengan apa ketepatan waktu ini dapat tercapai? Cara paling memadai sudah jelas dengan berkendara.

Banyak dari penduduk Indonesia memiliki kendaraan dan pastinya dapat berkendara. Maka dari itu, pemerintah pastinya memberlakukan peraturan- peraturan tertulis untuk mengatur ketertiban lalu lintas. Selain peraturan tertulis, adapun nilai-nilai yang tidak tertulis seperti etika berkendara, juga perlu dipahami oleh masyarakat agar jalanan tidak hanya tertib, tetapi juga aman bagi para pengguna jalan, baik itu pengendara, maupun pejalan kaki.

Tetapi sayangnya, seiring berkembangnya zaman, orang-orang semakin tidak peduli mengenai lingkungan disekitarnya. Salah satu contohnya adalah para pengguna rokok yang merokok sambil berkendara. Starter pack seorang perokok, biasanya membawa sekotak rokok dan sebuah korek di dalam tasnya untuk dibawa kemana pun si perokok itu pergi. Maka, bukan suatu hal yang mengejutkan lagi, apabila kita menjumpai benda kecil ini dimana-mana. Angka perokok aktif di Indonesia, telah mencapai 70juta orang. Dengan angka sebesar ini, tempat umum seperti restoran, hotel, bandara, stasiun, dan sebagainya, menyediakan ruangan tersendiri untuk para perokok agar bisa melakukan kegiatannya dengan nyaman tanpa mengganggu kenyamanan orang lain.

Namun, kesibukan seringkali membuat para perokok sulit meluangkan waktu untuk melakukan semua aktivitasnya termasuk merokok. Padahal merokok bukanlah tindakan yang salah apabila dilakukan di tempat yang tepat. Akan tetapi karena tuntutan waktu atau aktivitas lain yang harus diselesaikan, beberapa perokok memilih untuk merokok sambil berkendara. Kebiasaan inilah yang dinilai sangat tidak pantas, karena kewajiban seorang pengendara adalah mematuhi ketertiban lalu lintas. Sedangkan merokok sambil berkendara bukanlah bentuk dari kewajiban tersebut.

Tindakan merokok sambil berkendara dapat mengancam keamanan orang-orang yang berada di sekitar perokok tersebut, terutama jika abu atau asap rokok dari si perokok tertiup angin dan mengenai pengendara di belakangnya. Bulan September lalu, mutual Instagram saya ramai memposting ulang sebuah insta story yang dibuat oleh akun dengan username @umniyahwahidah. Di dalam insta story tersebut, pemilik akun bercerita bahwa selama tiga hari matanya merah, bengkak, perih dan gatal, akibat dari abu rokok yang masuk ke dalam matanya ketika dirinya sedang berkendara menggunakan motor. Ia memperingatkan para pengendara motor lain untuk terus memperhatikan keselamatan mereka dan menyarankan untuk menutup kaca helm mereka ketika berkendara. Dan sebagai kalimat penutup, pemilik akun juga menegaskan kepada para perokok untuk jangan menjadi egois dan tidak merokok saat berkendara. Kejadian ini hanyalah satu contoh dari banyaknya kasus pengendara yang dirugikan karena kebiasaan merokok sambil berkendara.

Sebagai sesama pengendara, saya setuju dengan apa yang dinyatakan oleh pemilik akun tersebut. Mereka yang merokok mungkin tidak merasa dirugikan, tetapi bagi pengendara lain, tindakan sepele ini dapat berakibat fatal bagi mereka. Dalam skenario terburuknya, abu dan asap rokok yang berterbangan bisa saja mengakibatkan kebutaan atau gangguan pernapasan kepada orang-orang yang berada disekitar perokok itu. Terlebih lagi jika para perokok telah selesai merokok, lalu membuang puntungnya di jalan. Tentu hal ini juga akan berdampak pada kerusakan lingkungan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun