Usia 20an adalah usia awal produktif seseorang, dimana biasanya telah mengawali hidupnya dengan mempunyai gaji sendiri. Mungkin dinegara maju bisa lebih awal, usia seseorang dapat bekerja dan menghasilkan kekayaan sendiri, namun rata-rata di Indonesia seseorang dapat melamar kerja, setidaknya setelah lulus SMA/SMK yaitu di usia sekitar 17-18 Tahun. Namun jika melanjutkan hingga sarjana, maka bisa saja seseorang mengawali karirnya di usia sekitar 20-22.
Apabila orang tersebut kreatif maka setelah lulus dapat membuka usaha sendiri, namun apabila hanya pintar di akademi, maka biasanya akan menjadi karyawan terlebih dahulu. Di awal karir biasanya gaji tidak begitu tinggi, karena perusahaan belum dapat menilai kinerja dari orang tersebut. Meskipun berwirausaha, pendapatan yang diperoleh juga tinggi karena masih belum dikenal orang atau penghasilan yang diperoleh masih digunakan untuk mengembangkan usaha atau bahkan membayar hutang dari pinjaman sebagai modal usaha.
Karena itu tips yang dapat saya berikan kali ini adalah :
Jangan Memaksakan diri untuk Berinvestasi
Apabila kamu masih baru saja memulai hidup dengan dana sendiri, maka kamu setidaknya perlu memenuhi kebutuhanmu dahulu, seperti membayar kost, baju dan make up untuk kerja, transportasi atau jika kamu membuka usaha sendiri, misal dalam  hal sebagai fotografer, maka kamu perlu membeli kamera, lensa, mencetak kartu nama, laptop dan bahkan membeli software yang mungkin lumayan mahal. Sehingga dana untuk keperluan investasi mungkin belum tersedia.
Maka dari itu, apabila memang kebutuhanmun masih banyak untuk diawal karirmu, maka sebaiknya tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan investasi.
Kenali Perbedaan antara Biaya hidup dan gaya hidup
Ada perbedaan antara biaya hidup dan gaya hidup, namun seringkali orang tidak tahu membedakan antara biaya hidup dan gaya hidup, dan menganggap semua adalah biaya hidup yang harus dipenuhi.
Biaya hidup adalah biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk dapat hidup, dan tidak bisa tidak, karena apabila tidak dipenuhi maka akan menyangkut kelangsungan kehidupannya. Contohnya saja makan dan minum, seseorang harus makan dan minum sebagai makhluk hidup, apabila tidak dipenuhi maka akan berdampak buruk pada hidupnya. Namun jika gaya hidup, bisa kita atur. Bisa kita tingkatkan atau turunkan. Sehingga dana dari gaya hidup ini dapat kita ambil dana investasi.
Jangan Pernah Berinvestasi pada Sesuatu yang Tidak kamu Pahami
Seringkali orang hanya ikut-ikutan saja, tanpa tahu resiko dalam investasi yang di ikutinya. Alhasil investasi yang dilakukannya tidak membuahkan hasil yang baik.
Contohnya saja dalam hal berinvestasi forex. Karena pengetahuan yang kurang dalam, maka kebanyakan orang asal saja dalam memilih broker dan tanpa strategi yang belum teruji, sehingga ketika terjun dalam trading real, dengan segera mengalami loss. Ada baknya jika belum paham dalam investasi, belajarlah dahulu. Carilah pengetahuan. Atau gunakan tenaga ahli, seperti manager reksadana atau robot forex atau financial planner.
Setiap Investasi Harus Memiliki Tujuan
Apa tujuanmu untuk investasi ? jika tujuanmu tidak kuat dalam hal investasi ini. Maka, biasanya akan cepat lelah dan tidak rutin lagi dalam menjalankan investasi. Carilah dan tetapkan tujuan kamu dalam berinvestasi. Misalkan saja, kamu akan melakukan investasi dalam jangka waktu 3 tahun agar dapat melakukan perjalanan ke luar negeri, atau kamu ingin memiliki rumah sendiri, sehingga kamu perlu melakukan investasi pada waktu sekian tahun.
Dengan adanya tujuan dalam berinvestasi, maka kamu akan lebih termotifasi dalam melakukannya.
Aturlah Anggaran Rutin Kamu Berdasarkan Nominal, Bukan Persentase.
Kalau menurut salah satu pakar financial planner Indonesia, anggaran ditentukan dari persentase. Misal, untuk kebutuhan hidup 60% dan investasi 40%. Apabila pendapatan Rp. 10 juta, maka untuk kebutuhan hidup Rp. 6 juta dan investasi Rp. 4 juta. Dan jika gaji naik mejadi Rp. 12 juta, maka kebutuhan hidup menjadi Rp. 7,2 juta dan investasi menjadi Rp. 4,8 juta. Â Namun apabila fokus kamu pada investasi, maka sebaiknya tidak menggunakan persentase seperti itu, tetapi menggunakan nominal. Contohnya, apabila gaji kamu Rp. 10 juta, dan kamu anggarkan untuk kebutuhan hidup adalah Rp. 6 juta, maka ketika gaji kamu naik menjadi Rp. 12 juta, maka anggaran untuk kebutuhan hidup seharusnya tetap Rp. 6 juta dan pada anggaran investasi dinaikkan menjadi Rp. 6 juta, dari yang sebelumnya hanya Rp. 4 juta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H